Tawanan Inggris yang Bertempur di Mariupol Ungkap Kenyataan Mengejutkan
Sabtu, 16 April 2022 - 22:30 WIB
Apa yang dia lihat di kota itu selama pekan-pekan pertempuran sengit juga memengaruhi pandangannya tentang militer Ukraina.
“Rasanya seperti melihat kenyataan untuk pertama kalinya,” ujar Aslin, menambahkan bahwa dia menyaksikan “kurangnya kepedulian terhadap warga sipil” di pihak militer Ukraina.
“Mereka (tentara Ukraina) menjarah supermarket ketika warga sipil membutuhkan makanan untuk bertahan hidup di kota yang dikepung; mereka (militer) mengambil makanan dari supermarket. Mereka akan menghentikan warga sipil keluar untuk mengambil air. Mereka akan menghentikan warga sipil mengambil air dari supermarket yang telah dijarah; air yang mereka ambil sendiri,” papar dia.
“Mereka adalah penjahat,” tegas dia, mengacu pada tentara Ukraina, ketika ditanya tentang militer Ukraina yang diduga membunuh warga sipil di kota itu.
Pria yang mengaku sebelumnya bergabung dengan pasukan Kurdi di Suriah untuk memerangi Negara Islam (ISIS).
Dia tidak ingin apa-apa selain pulang ke keluarganya dan tidak ingin bergabung dengan militer asing lagi, karena dia adalah, "Selesai untuk itu, setelah Mariupol."
Rusia menyerang negara tetangga pada akhir Februari, menyusul kegagalan Ukraina mengimplementasikan ketentuan perjanjian Minsk, yang pertama kali ditandatangani pada 2014, dan pengakuan akhirnya Moskow atas republik Donbass di Donetsk dan Lugansk.
Protokol Minsk yang ditengahi Jerman dan Prancis dirancang untuk memberikan status khusus kepada daerah-daerah yang memisahkan diri di dalam negara Ukraina.
Kremlin sejak itu menuntut agar Ukraina secara resmi menyatakan dirinya sebagai negara netral yang tidak akan pernah bergabung dengan blok militer NATO yang dipimpin AS.
Kiev menegaskan serangan Rusia benar-benar tidak beralasan dan membantah klaim pihaknya berencana merebut kembali kedua republik dengan paksa.
“Rasanya seperti melihat kenyataan untuk pertama kalinya,” ujar Aslin, menambahkan bahwa dia menyaksikan “kurangnya kepedulian terhadap warga sipil” di pihak militer Ukraina.
“Mereka (tentara Ukraina) menjarah supermarket ketika warga sipil membutuhkan makanan untuk bertahan hidup di kota yang dikepung; mereka (militer) mengambil makanan dari supermarket. Mereka akan menghentikan warga sipil keluar untuk mengambil air. Mereka akan menghentikan warga sipil mengambil air dari supermarket yang telah dijarah; air yang mereka ambil sendiri,” papar dia.
“Mereka adalah penjahat,” tegas dia, mengacu pada tentara Ukraina, ketika ditanya tentang militer Ukraina yang diduga membunuh warga sipil di kota itu.
Pria yang mengaku sebelumnya bergabung dengan pasukan Kurdi di Suriah untuk memerangi Negara Islam (ISIS).
Dia tidak ingin apa-apa selain pulang ke keluarganya dan tidak ingin bergabung dengan militer asing lagi, karena dia adalah, "Selesai untuk itu, setelah Mariupol."
Rusia menyerang negara tetangga pada akhir Februari, menyusul kegagalan Ukraina mengimplementasikan ketentuan perjanjian Minsk, yang pertama kali ditandatangani pada 2014, dan pengakuan akhirnya Moskow atas republik Donbass di Donetsk dan Lugansk.
Protokol Minsk yang ditengahi Jerman dan Prancis dirancang untuk memberikan status khusus kepada daerah-daerah yang memisahkan diri di dalam negara Ukraina.
Kremlin sejak itu menuntut agar Ukraina secara resmi menyatakan dirinya sebagai negara netral yang tidak akan pernah bergabung dengan blok militer NATO yang dipimpin AS.
Kiev menegaskan serangan Rusia benar-benar tidak beralasan dan membantah klaim pihaknya berencana merebut kembali kedua republik dengan paksa.
Lihat Juga :
tulis komentar anda