Rusia: Eropa Harus Disadarkan dari Pengaruh AS
Minggu, 03 April 2022 - 13:11 WIB
MOSKOW - Memperbaiki hubungan antara Rusia dan Eropa masih mungkin, tetapi itu hanya akan terjadi ketika pihak yang terakhir disebutkan "sadar dari pengaruh bourbon Amerika" dan menyingkirkan pengaruh Amerika Serikat (AS).
Demikian pernyataan juru bicara Kremlin Dmitry Peskov terkait hubungan Rusia dengan Eropa.
“Selalu ada solusi. Dari konfrontasi apa pun, dari situasi sulit apa pun, selalu ada jalan keluar,” kata Peskov seperti dikutip dari Russia Today, Minggu (3/4/2022).
Bagaimanapun, Peskov mengakui, hubungan Rusia-Uni Eropa tidak mungkin membaik dalam waktu dekat. Moskow mengharapkan itu terjadi hanya ketika Eropa menyadari bahwa badan itu, dan bukan AS, yang bertanggung jawab atas nasibnya sendiri.
“Ketika orang-orang Eropa sedikit sadar dari bourbon Amerika, dan ketika mereka akhirnya menyadari bahwa kita harus mengurus sendiri nasib benua kita, Eropa, bahkan mungkin Eurasia, maka itu akan terjadi – itu bukan masalah terdekat untuk masa depan - tetapi waktunya akan tiba untuk penilaian ulang hubungan kita,” ujar Peskov.
Ketegangan antara Moskow dan Uni Eropa merosot jatuh setelah Moskow melancarkan serangan militer skala besar ke Ukraina pada akhir Februari. Eropa meresponsnya dengan gelombang besar sanksi anti-Rusia baru, menargetkan sektor keuangan dan energi Rusia, menyensor media, dan memutuskan hubungan perjalanan.
Moskow melancarkan serangan terhadap negara tetangganya menyusul kegagalan Ukraina untuk menerapkan ketentuan perjanjian Minsk yang ditandatangani pada tahun 2014, dan berakhir dengan pengakuan Rusia atas republik Donbass di Donetsk dan Lugansk.
Protokol yang diperantarai Jerman dan Prancis telah dirancang untuk mengatur status wilayah-wilayah tersebut di dalam negara Ukraina.
Rusia kini menuntut agar Ukraina secara resmi menyatakan dirinya sebagai negara netral yang tidak akan pernah bergabung dengan aliansi NATO. Kiev menegaskan serangan Rusia benar-benar tidak beralasan dan membantah klaim bahwa pihaknya berencana untuk merebut kembali kedua republik dengan paksa.
Demikian pernyataan juru bicara Kremlin Dmitry Peskov terkait hubungan Rusia dengan Eropa.
“Selalu ada solusi. Dari konfrontasi apa pun, dari situasi sulit apa pun, selalu ada jalan keluar,” kata Peskov seperti dikutip dari Russia Today, Minggu (3/4/2022).
Bagaimanapun, Peskov mengakui, hubungan Rusia-Uni Eropa tidak mungkin membaik dalam waktu dekat. Moskow mengharapkan itu terjadi hanya ketika Eropa menyadari bahwa badan itu, dan bukan AS, yang bertanggung jawab atas nasibnya sendiri.
“Ketika orang-orang Eropa sedikit sadar dari bourbon Amerika, dan ketika mereka akhirnya menyadari bahwa kita harus mengurus sendiri nasib benua kita, Eropa, bahkan mungkin Eurasia, maka itu akan terjadi – itu bukan masalah terdekat untuk masa depan - tetapi waktunya akan tiba untuk penilaian ulang hubungan kita,” ujar Peskov.
Ketegangan antara Moskow dan Uni Eropa merosot jatuh setelah Moskow melancarkan serangan militer skala besar ke Ukraina pada akhir Februari. Eropa meresponsnya dengan gelombang besar sanksi anti-Rusia baru, menargetkan sektor keuangan dan energi Rusia, menyensor media, dan memutuskan hubungan perjalanan.
Moskow melancarkan serangan terhadap negara tetangganya menyusul kegagalan Ukraina untuk menerapkan ketentuan perjanjian Minsk yang ditandatangani pada tahun 2014, dan berakhir dengan pengakuan Rusia atas republik Donbass di Donetsk dan Lugansk.
Protokol yang diperantarai Jerman dan Prancis telah dirancang untuk mengatur status wilayah-wilayah tersebut di dalam negara Ukraina.
Rusia kini menuntut agar Ukraina secara resmi menyatakan dirinya sebagai negara netral yang tidak akan pernah bergabung dengan aliansi NATO. Kiev menegaskan serangan Rusia benar-benar tidak beralasan dan membantah klaim bahwa pihaknya berencana untuk merebut kembali kedua republik dengan paksa.
(ian)
tulis komentar anda