Wanita Tewas di Kompleks Militer Ukraina dengan Ukiran Swastika di Perut
Selasa, 29 Maret 2022 - 13:38 WIB
MARIUPOL - Investigasi kriminal telah diluncurkan setelah tubuh seorang wanita yang dibunuh secara brutal ditemukan pasukan pro-Rusia di kompleks militer Ukraina. Gambar swastika diukir di perutnya.
“Menurut informasi yang tersedia, nasionalis Ukraina dengan Batalyon Azov melecehkan seorang wanita dari Mariupol untuk waktu yang lama, menyebabkan luka fisiknya,” papar Komite Investigasi Rusia dalam pernyataan pada Senin (28/3/2022), dilansir RT.com.
“Tubuhnya, yang menunjukkan tanda-tanda penyiksaan dan memiliki ukiran swastika di perutnya, ditemukan di ruang bawah tanah salah satu sekolah kota, tempat basis nasionalis berada,” papar pernyataan Komite itu.
Selama beberapa pekan terakhir, kota tersebut, telah menjadi arena pertempuran perkotaan yang sengit antara pasukan Rusia dan Donetsk melawan tentara Ukraina.
Kota Mariupol diklaim Republik Rakyat Donetsk (DPR) sebagai wilayahnya setelah memisahkan diri dari Ukraina.
Temuan mengerikan ini pertama kali dipublikasikan pada Minggu (27/3/2022) oleh Patrick Lancaster, seorang warga Amerika Serikat (AS) yang telah lama meliput konflik di timur Ukraina.
Mayat wanita itu ditemukan pasukan Donetsk yang maju di ruang bawah tanah Sekolah Mariupol No. 25. Saat pertempuran, sekolah itu digunakan sebagai pangkalan depan unit militer Ukraina.
Setelah kekalahan pasukan Ukraina di kota itu, sekolah tersebut dipenuhi dengan seragam, senjata, dan peralatan militer yang ditinggalkan.
Prajurit Donetsk yang berbicara dengan Lancaster diduga mengatakan mereka menganggap wanita itu adalah warga sipil yang mencoba melarikan diri dari pertempuran atau dengan tidak hati-hati mengungkapkan kegembiraan atas kemajuan pasukan Rusia dan Donetsk hingga memicu kemarahan nasionalis Ukraina.
Rekaman dari tempat kejadian menunjukkan wanita itu mengalami penyiksaan brutal sebelum kematiannya.
Tubuhnya ditandai dengan beberapa memar dan kantong plastik robek terlihat di sekitar kepalanya.
Dia juga memiliki gambar swastika besar yang diukir di perutnya, dicat dengan darahnya sendiri.
Peluncuran penyelidikan atas kematiannya terjadi sehari setelah Moskow mengumumkan sedang mencari sumber video grafis yang dimaksudkan untuk menunjukkan Ukraina menyiksa dan mengeksekusi tentara Rusia yang ditangkap.
Video, yang muncul selama akhir pekan, tampaknya menunjukkan militan Ukraina memukuli dan menembak kaki tahanan mereka dari jarak dekat, dengan tentara yang ditangkap sekarat di tengah “interogasi” mereka.
Moskow menyerang tetangganya Ukraina bulan lalu, menyusul kebuntuan tujuh tahun atas kegagalan Kiev menerapkan ketentuan perjanjian Minsk, dan akhirnya pengakuan Rusia atas republik Donbass di Donetsk dan Lugansk.
Protokol yang ditengahi Jerman dan Prancis telah dirancang untuk mengatur status wilayah-wilayah tersebut di dalam negara Ukraina.
Rusia kini menuntut agar Ukraina secara resmi menyatakan dirinya sebagai negara netral yang tidak akan pernah bergabung dengan aliansi militer NATO yang dipimpin AS.
Kiev menegaskan serangan Rusia benar-benar tidak beralasan dan membantah klaim pihaknya berencana merebut kembali Donbass dengan paksa.
“Menurut informasi yang tersedia, nasionalis Ukraina dengan Batalyon Azov melecehkan seorang wanita dari Mariupol untuk waktu yang lama, menyebabkan luka fisiknya,” papar Komite Investigasi Rusia dalam pernyataan pada Senin (28/3/2022), dilansir RT.com.
“Tubuhnya, yang menunjukkan tanda-tanda penyiksaan dan memiliki ukiran swastika di perutnya, ditemukan di ruang bawah tanah salah satu sekolah kota, tempat basis nasionalis berada,” papar pernyataan Komite itu.
Selama beberapa pekan terakhir, kota tersebut, telah menjadi arena pertempuran perkotaan yang sengit antara pasukan Rusia dan Donetsk melawan tentara Ukraina.
Kota Mariupol diklaim Republik Rakyat Donetsk (DPR) sebagai wilayahnya setelah memisahkan diri dari Ukraina.
Temuan mengerikan ini pertama kali dipublikasikan pada Minggu (27/3/2022) oleh Patrick Lancaster, seorang warga Amerika Serikat (AS) yang telah lama meliput konflik di timur Ukraina.
Mayat wanita itu ditemukan pasukan Donetsk yang maju di ruang bawah tanah Sekolah Mariupol No. 25. Saat pertempuran, sekolah itu digunakan sebagai pangkalan depan unit militer Ukraina.
Setelah kekalahan pasukan Ukraina di kota itu, sekolah tersebut dipenuhi dengan seragam, senjata, dan peralatan militer yang ditinggalkan.
Prajurit Donetsk yang berbicara dengan Lancaster diduga mengatakan mereka menganggap wanita itu adalah warga sipil yang mencoba melarikan diri dari pertempuran atau dengan tidak hati-hati mengungkapkan kegembiraan atas kemajuan pasukan Rusia dan Donetsk hingga memicu kemarahan nasionalis Ukraina.
Rekaman dari tempat kejadian menunjukkan wanita itu mengalami penyiksaan brutal sebelum kematiannya.
Tubuhnya ditandai dengan beberapa memar dan kantong plastik robek terlihat di sekitar kepalanya.
Dia juga memiliki gambar swastika besar yang diukir di perutnya, dicat dengan darahnya sendiri.
Peluncuran penyelidikan atas kematiannya terjadi sehari setelah Moskow mengumumkan sedang mencari sumber video grafis yang dimaksudkan untuk menunjukkan Ukraina menyiksa dan mengeksekusi tentara Rusia yang ditangkap.
Video, yang muncul selama akhir pekan, tampaknya menunjukkan militan Ukraina memukuli dan menembak kaki tahanan mereka dari jarak dekat, dengan tentara yang ditangkap sekarat di tengah “interogasi” mereka.
Moskow menyerang tetangganya Ukraina bulan lalu, menyusul kebuntuan tujuh tahun atas kegagalan Kiev menerapkan ketentuan perjanjian Minsk, dan akhirnya pengakuan Rusia atas republik Donbass di Donetsk dan Lugansk.
Protokol yang ditengahi Jerman dan Prancis telah dirancang untuk mengatur status wilayah-wilayah tersebut di dalam negara Ukraina.
Rusia kini menuntut agar Ukraina secara resmi menyatakan dirinya sebagai negara netral yang tidak akan pernah bergabung dengan aliansi militer NATO yang dipimpin AS.
Kiev menegaskan serangan Rusia benar-benar tidak beralasan dan membantah klaim pihaknya berencana merebut kembali Donbass dengan paksa.
(sya)
tulis komentar anda