Pemimpin Chechnya: Sebagian Besar Mariupol Dikuasai Militer Rusia
Selasa, 29 Maret 2022 - 12:30 WIB
Pemimpin Republik Chechnya Ramzan Kadyrov membawa senjata berat. Foto/twitter
MARIUPOL - Pemimpin Republik Chechnya Ramzan Kadyrov menyatakan sebagian besar Mariupol saat ini berada di bawah kendali angkatan bersenjata Rusia.
Mariupol merupakan kota terbesar kedua setelah Donetsk di Republik Rakyat Donetsk (DPR).
Sebelumnya, pihak berwenang Chechnya mengkonfirmasi Kadyrov berada di Mariupol. Pemimpin Chechnya bertemu Pemimpin DPR Denis Pushilin dan membahas rencana kerja sama lebih lanjut.
“Tentara Rusia telah melakukan pekerjaan luar biasa untuk membebaskan kota, sebagian besar sumber daya manusia musuh dan kendaraan lapis baja telah dihancurkan. Saat ini, sebagian besar kota berada di bawah kendali Angkatan Bersenjata Rusia,” tulis Kadyrov di Telegram.
Selama beberapa pekan terakhir, milisi Republik Rakyat Donetsk, bersama pasukan Rusia, telah membersihkan Mariupol dari pasukan radikal Ukraina yang tersisa, termasuk batalion nasionalis Azov.
Rusia melancarkan operasi militer khusus di Ukraina pada 24 Februari 2022 sebagai tanggapan atas seruan dari Republik Rakyat Donetsk dan Luhansk untuk perlindungan terhadap serangan intensif pasukan Ukraina.
Kementerian Pertahanan (Kemhan) Rusia mengatakan operasi khusus, yang menargetkan infrastruktur militer Ukraina, bertujuan "demiliterisasi dan de-Nazifikasi" Ukraina.
Moskow juga menekankan tidak memiliki rencana menduduki negara tetangganya.
Mariupol merupakan kota terbesar kedua setelah Donetsk di Republik Rakyat Donetsk (DPR).
Sebelumnya, pihak berwenang Chechnya mengkonfirmasi Kadyrov berada di Mariupol. Pemimpin Chechnya bertemu Pemimpin DPR Denis Pushilin dan membahas rencana kerja sama lebih lanjut.
“Tentara Rusia telah melakukan pekerjaan luar biasa untuk membebaskan kota, sebagian besar sumber daya manusia musuh dan kendaraan lapis baja telah dihancurkan. Saat ini, sebagian besar kota berada di bawah kendali Angkatan Bersenjata Rusia,” tulis Kadyrov di Telegram.
Selama beberapa pekan terakhir, milisi Republik Rakyat Donetsk, bersama pasukan Rusia, telah membersihkan Mariupol dari pasukan radikal Ukraina yang tersisa, termasuk batalion nasionalis Azov.
Rusia melancarkan operasi militer khusus di Ukraina pada 24 Februari 2022 sebagai tanggapan atas seruan dari Republik Rakyat Donetsk dan Luhansk untuk perlindungan terhadap serangan intensif pasukan Ukraina.
Kementerian Pertahanan (Kemhan) Rusia mengatakan operasi khusus, yang menargetkan infrastruktur militer Ukraina, bertujuan "demiliterisasi dan de-Nazifikasi" Ukraina.
Moskow juga menekankan tidak memiliki rencana menduduki negara tetangganya.
(sya)
tulis komentar anda