Sanksi Ekonomi Mulai Terasa, Warga Rusia Timbun Gula
Rabu, 23 Maret 2022 - 19:00 WIB
POKROV - Di kota Pokrov Rusia , gula telah terjual habis di banyak toko dan penduduk memperkirakan beberapa barang menjadi tidak terjangkau harganya. Semua ini karena sanksi yang dijatuhkan Barat pada Rusia atas intervensi militer Moskow di Ukraina.
Menghadapi krisis ekonomi paling parah selama lebih dari 20 tahun, Moskow telah memberi tahu warga bahwa tidak akan ada kekurangan makanan. Pemerintah Rusia juga mendesak warganya untuk tidak panik membeli bahan pokok seperti gula dan soba.
Meski demikian, pesan itu tampaknya tidak didengar warga Rusia. Di Pokrov, sebuah kota berpenduduk 17.000 orang yang terletak 100 km timur Moskow, yang merupakan rumah bagi koloni penjara yang menahan Alexei Navalny, pengkritik paling keras Presiden Vladimir Putin, tetap terjadi aksi borong sembako.
Seorang warga, Svetlana, membeli 10kg gula di kota Vladimir. Hal ini dilakukannya untuk memastikan dia bisa mengawetkan buah yang dia rencanakan untuk dikumpulkan musim panas ini.
"Mungkin harga gula tidak naik, tapi orang takut," kata pria 57 tahun itu. "Mungkin itu sebabnya semua orang membeli beberapa," lanjutnya, seperti dikutip dari Reuters.
Empat toko kelontong milik dua rantai besar di Pokrov, saat ini tidak lagi menjual gula, rak-raknya kosong atau penuh dengan barang-barang lainnya. Tanda-tanda di toko tersebut memberi tahu pelanggan bahwa mereka dapat membeli tidak lebih dari 5 kg gula per orang.
Warga lainnya, Antonina, seorang pensiunan berusia 71 tahun yang terbungkus mantel musim dingin ungu dan topi bulu, tinggal sendiri di Pokrov. Dia mengatakan, pensiun negaranya cukup untuk menutupi kebutuhan dasarnya, tetapi dia berharap harus mengubah kebiasaan makannya. "Saya mungkin tidak akan bisa membeli buah untuk beberapa waktu," katanya.
Menghadapi krisis ekonomi paling parah selama lebih dari 20 tahun, Moskow telah memberi tahu warga bahwa tidak akan ada kekurangan makanan. Pemerintah Rusia juga mendesak warganya untuk tidak panik membeli bahan pokok seperti gula dan soba.
Meski demikian, pesan itu tampaknya tidak didengar warga Rusia. Di Pokrov, sebuah kota berpenduduk 17.000 orang yang terletak 100 km timur Moskow, yang merupakan rumah bagi koloni penjara yang menahan Alexei Navalny, pengkritik paling keras Presiden Vladimir Putin, tetap terjadi aksi borong sembako.
Seorang warga, Svetlana, membeli 10kg gula di kota Vladimir. Hal ini dilakukannya untuk memastikan dia bisa mengawetkan buah yang dia rencanakan untuk dikumpulkan musim panas ini.
"Mungkin harga gula tidak naik, tapi orang takut," kata pria 57 tahun itu. "Mungkin itu sebabnya semua orang membeli beberapa," lanjutnya, seperti dikutip dari Reuters.
Empat toko kelontong milik dua rantai besar di Pokrov, saat ini tidak lagi menjual gula, rak-raknya kosong atau penuh dengan barang-barang lainnya. Tanda-tanda di toko tersebut memberi tahu pelanggan bahwa mereka dapat membeli tidak lebih dari 5 kg gula per orang.
Warga lainnya, Antonina, seorang pensiunan berusia 71 tahun yang terbungkus mantel musim dingin ungu dan topi bulu, tinggal sendiri di Pokrov. Dia mengatakan, pensiun negaranya cukup untuk menutupi kebutuhan dasarnya, tetapi dia berharap harus mengubah kebiasaan makannya. "Saya mungkin tidak akan bisa membeli buah untuk beberapa waktu," katanya.
tulis komentar anda