AS Remehkan Kehebatan Rudal Hipersonik Rusia yang Gempur Ukraina
Senin, 21 Maret 2022 - 07:33 WIB
WASHINGTON - Amerika Serikat (AS) meremehkan kehebatan rudal hipersonik Kinzhal Rusia yang sudah digunakan dua kali untuk menggempur gudang-gudang senjata Ukraina . Menteri Pertahanan Jenderal Lloyd Austin menyebutnya bukan senjata pengubah permainan.
Komentar Austin muncul dalam wawancara di program "Face the Nation" CBS News, hari Minggu. Dia ditanya tentang rudal hipersonik Kinzhal Rusia, yang diklaim Moskow telah digunakan dua kali di Ukraina.
Presiden Rusia Vladimir Putin menggambarkan rudal hipersonik sebagai senjata yang ideal. Ia bergerak lebih cepat daripada rudal konvensional dan dapat bermanuver setelah ditembakkan, sehingga mempersulit sistem pertahanan musuh untuk melacaknya.
Jenderal Austin meremehkan pentingnya senjata itu.
“Saya tidak akan melihatnya sebagai pengubah permainan,” katanya.
“Saya pikir alasan (Putin) menggunakan senjata jenis ini adalah karena dia mencoba membangun kembali beberapa momentum," katanya lagi, yang dilansir Senin (21/3/2022).
“Dan sekali lagi, kami telah melihatnya menyerang kota-kota dan dan warga sipil secara langsung. Kami berekspektasi akan melihat itu terus berlanjut," imbuh bos Pentagon tersebut.
Rusia pertama kali menggunakan rudal hipersonik Kinzhal dalam perang di Ukraina pada Jumat pekan lalu dan baru dikonfirmasi keesokan harinya. Target serangan adalah gudang senjata bawah tanah.
“Sistem rudal penerbangan Kinzhal dengan rudal aeroballistik hipersonik menghancurkan gudang bawah tanah besar yang berisi rudal dan amunisi penerbangan di desa Deliatyn di wilayah Ivano-Frankivsk," kata Kementerian Pertahanan Rusia.
Komentar Austin muncul dalam wawancara di program "Face the Nation" CBS News, hari Minggu. Dia ditanya tentang rudal hipersonik Kinzhal Rusia, yang diklaim Moskow telah digunakan dua kali di Ukraina.
Presiden Rusia Vladimir Putin menggambarkan rudal hipersonik sebagai senjata yang ideal. Ia bergerak lebih cepat daripada rudal konvensional dan dapat bermanuver setelah ditembakkan, sehingga mempersulit sistem pertahanan musuh untuk melacaknya.
Jenderal Austin meremehkan pentingnya senjata itu.
“Saya tidak akan melihatnya sebagai pengubah permainan,” katanya.
“Saya pikir alasan (Putin) menggunakan senjata jenis ini adalah karena dia mencoba membangun kembali beberapa momentum," katanya lagi, yang dilansir Senin (21/3/2022).
“Dan sekali lagi, kami telah melihatnya menyerang kota-kota dan dan warga sipil secara langsung. Kami berekspektasi akan melihat itu terus berlanjut," imbuh bos Pentagon tersebut.
Rusia pertama kali menggunakan rudal hipersonik Kinzhal dalam perang di Ukraina pada Jumat pekan lalu dan baru dikonfirmasi keesokan harinya. Target serangan adalah gudang senjata bawah tanah.
“Sistem rudal penerbangan Kinzhal dengan rudal aeroballistik hipersonik menghancurkan gudang bawah tanah besar yang berisi rudal dan amunisi penerbangan di desa Deliatyn di wilayah Ivano-Frankivsk," kata Kementerian Pertahanan Rusia.
(min)
Lihat Juga :
tulis komentar anda