Bobot Pria China Bertambah 100 Kg Selama Lockdown Lima Bulan
Rabu, 17 Juni 2020 - 07:30 WIB
WUHAN - Pria China berumur 26 tahun ini disebut sebagai orang tergemuk di Wuhan setelah bobotnya bertambah 100 kg selama lockdown lima bulan.
Pria yang dipanggil Zhou itu bekerja di cafe sebelum lockdown diterapkan di Wuhan. Dia pun menjalani gaya hidup yang relatif normal. Namun semua berubah saat Zhou mulai menghabiskan sebagian besar waktunya di dalam rumah.
Dia tak dapat membakar kalorinya dan bobotnya terus naik. Hanya dalam beberapa bulan, bobotnya mencapai total 280 kg, naik 100 kg dari masa sebelum pandemi Covid-19.
Kasus yang mengejutkan itu terungkap pekan lalu oleh salah satu dokter yang merawatnya di Wuhan University Central South Hospital, disertai sejumlah fotonya pada 1 Juni.
Zhou mengaku tak meninggalkan rumah sejak sebelum lockdown pada Januari dan dengan bobot itu dia tak dapat tidur dengan nyenyak sehingga meminta bantuan medis.
"Dokter, saya tak bisa menutup mata selama 48 jam. Ini sangat tidak nyaman. Dapatkah Anda membantu saya?" ujar Zhou saat meminta bantuan Dr Li Zhen, deputi direktur Pusat Bedah Obesitas dan Metabolis di rumah sakit itu.
Saat itu, Zhou juga sudah menghubungi dokter lainnya tapi menolak membantunya karena bobotnya sangat ekstrem.
Tim paramedis segera datang ke rumah Zhou dengan ambulans dan dia dibawa ke ICU. Dia diketahui mengalami beberapa gejala seperti gagal jantung dan disfungsi pernapasan. Selama 10 hari, para dokter berupaya menstabilkan kondisinya dan pada 11 Juni dia dinyatakan stabil dan bebas dari bahaya.
Dr Li Zhen menyatakan pasien obesitas bisa karena faktor genetik dan kelainan endokrin yang diperparah dengan kondisi tidak aktif dan bertambahnya asupan kalori selama lockdown lima bulan. (Lihat Video: Evakuasi Seorang Remaja di Bombana yang Dililit Ular Berjalan Dramatis)
Kini tim dokter berupaya mengurangi bobotnya minimal 25 kg sehingga dapat melakukan operasi pengecilan perut agar dia dapat mengurangi kelebihan bobot. (Lihat Video: Pemuda di Jombang Membuat Miniatur Sepeda dari Sampah)
Pria yang dipanggil Zhou itu bekerja di cafe sebelum lockdown diterapkan di Wuhan. Dia pun menjalani gaya hidup yang relatif normal. Namun semua berubah saat Zhou mulai menghabiskan sebagian besar waktunya di dalam rumah.
Dia tak dapat membakar kalorinya dan bobotnya terus naik. Hanya dalam beberapa bulan, bobotnya mencapai total 280 kg, naik 100 kg dari masa sebelum pandemi Covid-19.
Kasus yang mengejutkan itu terungkap pekan lalu oleh salah satu dokter yang merawatnya di Wuhan University Central South Hospital, disertai sejumlah fotonya pada 1 Juni.
Zhou mengaku tak meninggalkan rumah sejak sebelum lockdown pada Januari dan dengan bobot itu dia tak dapat tidur dengan nyenyak sehingga meminta bantuan medis.
"Dokter, saya tak bisa menutup mata selama 48 jam. Ini sangat tidak nyaman. Dapatkah Anda membantu saya?" ujar Zhou saat meminta bantuan Dr Li Zhen, deputi direktur Pusat Bedah Obesitas dan Metabolis di rumah sakit itu.
Saat itu, Zhou juga sudah menghubungi dokter lainnya tapi menolak membantunya karena bobotnya sangat ekstrem.
Tim paramedis segera datang ke rumah Zhou dengan ambulans dan dia dibawa ke ICU. Dia diketahui mengalami beberapa gejala seperti gagal jantung dan disfungsi pernapasan. Selama 10 hari, para dokter berupaya menstabilkan kondisinya dan pada 11 Juni dia dinyatakan stabil dan bebas dari bahaya.
Dr Li Zhen menyatakan pasien obesitas bisa karena faktor genetik dan kelainan endokrin yang diperparah dengan kondisi tidak aktif dan bertambahnya asupan kalori selama lockdown lima bulan. (Lihat Video: Evakuasi Seorang Remaja di Bombana yang Dililit Ular Berjalan Dramatis)
Kini tim dokter berupaya mengurangi bobotnya minimal 25 kg sehingga dapat melakukan operasi pengecilan perut agar dia dapat mengurangi kelebihan bobot. (Lihat Video: Pemuda di Jombang Membuat Miniatur Sepeda dari Sampah)
(sya)
Lihat Juga :
tulis komentar anda