Solidaritas untuk Ukraina, Presiden Taiwan Sumbangkan Gajinya Buat Bantuan Kemanusiaan

Rabu, 02 Maret 2022 - 15:56 WIB
Presiden Taiwan Tsai Ing-wen menyumbangkan gajinya selama sebulan untuk bantuan kemanusian bagi Ukraina. Foto/Todayonline
TAIPEI - Presiden Taiwan Tsai Ing-wen mengatakan dia, Wakil Presiden William Lai dan Perdana Menteri Su Tseng-chang masing-masing akan menyumbangkan gaji satu bulan untuk bantuan kemanusiaan bagi Ukraina karena berusaha mengusir invasi oleh Rusia .

Perang telah menimbulkan simpati yang luas di Taiwan untuk rakyat Ukraina, karena warga di negara itu dikatakan juga menghadapi ancaman yang sama setiap harinya dari China . Beijing memandang Taiwan sebagai wilayahnya sendiri dan telah meningkatkan tekanan militernya untuk menegaskan klaim tersebut.

Tsai, yang pemerintahnya minggu ini mengirimkan bantuan gelombang pertama dalam bentuk 27 ton pasokan medis, mengatakan dalam pertemuan Partai Progresif Demokratik yang berkuasa bahwa tekad rakyat Ukraina telah menggerakkan dunia dan juga rakyat Taiwan.

Rusia menyebut tindakannya di Ukraina sebagai "operasi khusus". Kekuatan demokrasi global yang mendukung Ukraina semakin kuat, kata Tsai.



"Sebagai anggota mitra global demokrasi, Taiwan tidak absen, dan kami sepenuhnya mendukung Ukraina," kata Tsai seperti dilansir dari Channel News Asia, Rabu (2/3/2022).

Kementerian Luar Negeri akan memberikan rincian rekening bank yang dibuat oleh Asosiasi Bantuan Bencana Taiwan untuk sumbangan bantuan ke Ukraina di mana Tsai mengatakan dia, Lai dan Su masing-masing akan menyumbangkan gajinya sebulan.



Taiwan pekan lalu juga mengumumkan bergabung dengan sanksi yang dipimpin Barat terhadap Rusia, meskipun perdagangannya sendiri dengan negara itu minimal.

"Saya berharap rekan-rekan kami, serta semua mitra partai kami di kantor publik, dapat sepenuhnya menanggapi tindakan ini dan dengan tegas menyatakan kepada dunia bahwa Taiwan mendukung Ukraina, dan Taiwan mendukung demokrasi serta kebebasan," kata Tsai.

Taiwan sebagian besar dikeluarkan dari organisasi global seperti Perserikatan Bangsa-Bangsa karena tekanan China tetapi bercita-cita untuk menunjukkan bahwa negara itu adalah anggota yang bertanggung jawab dari komunitas internasional meskipun menghadapi isolasi diplomatik.

(ian)
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More