Rusia Sita Banyak Senjata yang Dipasok Barat ke Ukraina
Sabtu, 26 Februari 2022 - 05:30 WIB
MOSKOW - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengatakan pada Januari bahwa dia telah mengirim lebih dari USD600 juta bantuan militer ke Ukraina sejak menjabat setahun sebelumnya.
Pada Kamis, Kongres Partai Demokrat mengumumkan rencana mengirim bantuan USD600 juta lagi.
Namun fakta mengejutkan terungkap saat militer Rusia mengatakan pada Jumat bahwa mereka telah menyita sejumlah besar senjata yang dipasok Barat di wilayah Ukraina.
“Berbagai senjata itu termasuk rudal anti-tank FGM-148 Javelin buatan Amerika Serikat (AS) dan rudal anti-tank MBT NLAW buatan Inggris,” ungkap pernyataan Kementerian Pertahanan (Kemhan) Rusia, dilansir Sputnik.
Biden mengatakan pada Januari bahwa dia telah mengirim USD600 juta bantuan ke Ukraina, yang hanya setetes dalam ember pengiriman yang dikirim sejak 2014.
Namun, NLAW baru tiba bulan lalu sebagai bagian dari pengiriman yang terburu-buru di tengah negosiasi yang tegang antara Rusia dan NATO.
NATO mengatakan pada Jumat bahwa pihaknya akan terus memberikan "bantuan praktis" ke Ukraina dan meminta negara-negara lain melakukan hal yang sama.
Pada Kamis, Kongres Partai Demokrat mengumumkan rencana mengirim bantuan USD600 juta lagi.
Namun fakta mengejutkan terungkap saat militer Rusia mengatakan pada Jumat bahwa mereka telah menyita sejumlah besar senjata yang dipasok Barat di wilayah Ukraina.
“Berbagai senjata itu termasuk rudal anti-tank FGM-148 Javelin buatan Amerika Serikat (AS) dan rudal anti-tank MBT NLAW buatan Inggris,” ungkap pernyataan Kementerian Pertahanan (Kemhan) Rusia, dilansir Sputnik.
Biden mengatakan pada Januari bahwa dia telah mengirim USD600 juta bantuan ke Ukraina, yang hanya setetes dalam ember pengiriman yang dikirim sejak 2014.
Namun, NLAW baru tiba bulan lalu sebagai bagian dari pengiriman yang terburu-buru di tengah negosiasi yang tegang antara Rusia dan NATO.
NATO mengatakan pada Jumat bahwa pihaknya akan terus memberikan "bantuan praktis" ke Ukraina dan meminta negara-negara lain melakukan hal yang sama.
Lihat Juga :
tulis komentar anda