Terungkap, AS Beri Tahu Israel Jelang Serangan terhadap Bos ISIS al-Qurayshi
Sabtu, 05 Februari 2022 - 07:48 WIB
TEL AVIV - Amerika Serikat (AS) diketahui telah memberi tahu Israel menjelang serangan pasukan khususnya terhadap rumah persembunyian pemimpin ISIS Abu Ibrahim al-Hashimi al-Qurayshi. Bos kelompok teroris penerus Abu Bakr al-Baghdadi itu memilih meledakkan diri ketimbang menyerah pada Amerika.
Al-Qurayshi, yang memimpin ISIS sejak 2019, meledakkan dirinya ketika pasukan operasi khusus AS mengepung rumahnya di Atmeh, provinsi Idlib, barat laut Suriah, pada Rabu malam atau Kamis dini hari.
Lembaga penyiaran publik Israel, Kan, melaporkan bahwa Amerika memberi tahu Israel tentang operasi itu sebelumnya, kemungkinan karena al-Qurayshi memegang "file Israel" sebelum mengambil alih kepemimpinan kelompok teroris itu pada Oktober 2019, ketika pendahulunya; al-Baghdadi, tewas dalam serbuan serupa oleh AS.
AS mengatakan pihaknya meluncurkan serangan dari pangkalan tak dikenal di wilayah tersebut setelah "mendekonflikasikan" misi dengan "berbagai entitas".
Itu adalah jargon untuk memberi tahu kekuatan atau kepentingan militer tertentu lainnya di kawasan itu—mungkin juga Rusia—tentang operasi AS yang sedang berlangsung.
Israel mengeklaim tidak hanya menjadi penonton dalam perang global melawan ISIS. Mantan kepala staf IDF Gadi Eisenkot mengatakan kepada harian Maariv awal bulan ini bahwa pasukan Israel berpartisipasi dalam aksi yang menewaskan ratusan operator kelompok teroris di seluruh Timur Tengah.
Presiden AS Joe Biden mengatakan al-Qurayshi tewas, seperti yang dilakukan al-Baghdadi, dengan meledakkan bom yang membunuh dirinya sendiri dan anggota keluarganya, termasuk wanita dan anak-anak, saat pasukan khusus AS mendekat.
Perdana Menteri Israel Naftali Bennett dan Menteri Pertahanan Benny Gantz sama-sama memuji operasi AS yang berakhir dengan kematian al-Qurayshi.
Al-Qurayshi, yang memimpin ISIS sejak 2019, meledakkan dirinya ketika pasukan operasi khusus AS mengepung rumahnya di Atmeh, provinsi Idlib, barat laut Suriah, pada Rabu malam atau Kamis dini hari.
Lembaga penyiaran publik Israel, Kan, melaporkan bahwa Amerika memberi tahu Israel tentang operasi itu sebelumnya, kemungkinan karena al-Qurayshi memegang "file Israel" sebelum mengambil alih kepemimpinan kelompok teroris itu pada Oktober 2019, ketika pendahulunya; al-Baghdadi, tewas dalam serbuan serupa oleh AS.
AS mengatakan pihaknya meluncurkan serangan dari pangkalan tak dikenal di wilayah tersebut setelah "mendekonflikasikan" misi dengan "berbagai entitas".
Itu adalah jargon untuk memberi tahu kekuatan atau kepentingan militer tertentu lainnya di kawasan itu—mungkin juga Rusia—tentang operasi AS yang sedang berlangsung.
Israel mengeklaim tidak hanya menjadi penonton dalam perang global melawan ISIS. Mantan kepala staf IDF Gadi Eisenkot mengatakan kepada harian Maariv awal bulan ini bahwa pasukan Israel berpartisipasi dalam aksi yang menewaskan ratusan operator kelompok teroris di seluruh Timur Tengah.
Presiden AS Joe Biden mengatakan al-Qurayshi tewas, seperti yang dilakukan al-Baghdadi, dengan meledakkan bom yang membunuh dirinya sendiri dan anggota keluarganya, termasuk wanita dan anak-anak, saat pasukan khusus AS mendekat.
Perdana Menteri Israel Naftali Bennett dan Menteri Pertahanan Benny Gantz sama-sama memuji operasi AS yang berakhir dengan kematian al-Qurayshi.
tulis komentar anda