Kisah Pria Kanibal Jepang: Perkosa Mayat Wanita, Memakannya dan Jadi Bintang Porno
Senin, 31 Januari 2022 - 10:39 WIB
Pada usia 23 tahun, dia pertama kali mencoba untuk mewujudkan keinginannya ketika dia masuk ke apartemen seorang wanita muda Jerman di Tokyo.
Untungnya, wanita itu bangun sebelum serangan terjadi dan mampu mengalahkan Sagawa yang tubuhnya setinggi 4 kaki 9 inci (144 cm).
Ketika polisi menangkapnya, Sagawa mengeklaim bahwa dia bermaksud untuk melakukan pelecehan seksual terhadap wanita itu. Dia meyakinkan polisi bahwa wanita itu akan diperlakukan lebih lembut ketimbang dia berterus terang ingin memakannya.
Ayahnya yang kaya membayar wanita muda itu untuk membatalkan tuduhan percobaan penyerangan seksual, dan Sagawa bebas.
Pada tahun 1977, Sagawa yang berusia 28 tahun diterima di Universitas Sorbonne yang bergengsi di Paris untuk belajar bahasa dan sastra.
Di sanalah dia menjalin persahabatan dengan mahasiswi asal Belanda; Renee Hartevelt (25). Sagawa secara teratur mengunjungi apartemen temannya itu untuk memberinya pelajaran bahasa Jerman.
Tapi Sagawa "termakan" oleh keinginannya yang memuakkan. Dia membeli senapan dengan tujuan membunuh Hartevelt yang tubuhnya setinggi 5 kaki 11 inci (180 cm) dan mengkanibal tubuhnya.
Sagawa sering mempekerjakan pekerja seks dan membawa mereka kembali ke apartemennya dengan tujuan untuk membunuh dan memakan mereka, tetapi setiap kali dia tidak bisa memaksakan diri untuk melakukan kejahatannya.
Pada malam 11 Juni 1981, ketika pria berusia 25 tahun itu mengunjungi apartemen Hartevelt untuk makan malam, Sagawa merangkak di belakangnya saat dia sedang membaca puisi dan menembak lehernya.
Sagawa mengaku secara singkat merasa menyesal atas pembunuhan itu, kemudian mengingat: "Saya berpikir untuk memanggil ambulans, tetapi kemudian saya berpikir, 'Tunggu, jangan bodoh'."
Untungnya, wanita itu bangun sebelum serangan terjadi dan mampu mengalahkan Sagawa yang tubuhnya setinggi 4 kaki 9 inci (144 cm).
Ketika polisi menangkapnya, Sagawa mengeklaim bahwa dia bermaksud untuk melakukan pelecehan seksual terhadap wanita itu. Dia meyakinkan polisi bahwa wanita itu akan diperlakukan lebih lembut ketimbang dia berterus terang ingin memakannya.
Ayahnya yang kaya membayar wanita muda itu untuk membatalkan tuduhan percobaan penyerangan seksual, dan Sagawa bebas.
Pada tahun 1977, Sagawa yang berusia 28 tahun diterima di Universitas Sorbonne yang bergengsi di Paris untuk belajar bahasa dan sastra.
Di sanalah dia menjalin persahabatan dengan mahasiswi asal Belanda; Renee Hartevelt (25). Sagawa secara teratur mengunjungi apartemen temannya itu untuk memberinya pelajaran bahasa Jerman.
Tapi Sagawa "termakan" oleh keinginannya yang memuakkan. Dia membeli senapan dengan tujuan membunuh Hartevelt yang tubuhnya setinggi 5 kaki 11 inci (180 cm) dan mengkanibal tubuhnya.
Sagawa sering mempekerjakan pekerja seks dan membawa mereka kembali ke apartemennya dengan tujuan untuk membunuh dan memakan mereka, tetapi setiap kali dia tidak bisa memaksakan diri untuk melakukan kejahatannya.
Pada malam 11 Juni 1981, ketika pria berusia 25 tahun itu mengunjungi apartemen Hartevelt untuk makan malam, Sagawa merangkak di belakangnya saat dia sedang membaca puisi dan menembak lehernya.
Sagawa mengaku secara singkat merasa menyesal atas pembunuhan itu, kemudian mengingat: "Saya berpikir untuk memanggil ambulans, tetapi kemudian saya berpikir, 'Tunggu, jangan bodoh'."
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
tulis komentar anda