Produsen Senjata AS Raup Untung di Balik Konflik Ukraina-Rusia

Sabtu, 29 Januari 2022 - 13:13 WIB
Rudal anti-tank Javelin yang dipasok AS ke pasukan Ukraina. Produsen senjata terungkap memaanfaatkan potensi konflik Ukraina dengan Rusia untuk meraup untung. Foto/Atlantic Council
WASHINGTON - Produsen-produsen senjata Amerika Serikat (AS) terungkap telah memanfaatkan prospek konflik antara Ukraina dan Rusia demi meraup untung. Setidaknya, dua eksportir senjata terbesar Amerika telah mengakuinya.

Ketika Washington menghabiskan semakin banyak uang tunai untuk peralatan militer yang dikirim ke Ukraina, Raytheon dan Lockheed Martin mengatakan kepada investor minggu ini bahwa eskalasi di kawasan itu menjadi pertanda baik untuk keuntungan mereka. Demikian bunyi transkrip yang dirilis oleh situs investasi The Motley Fool dan dikutip Russia Today, Sabtu (29/1/2022).

"Kita hanya perlu melihat minggu lalu di mana kita melihat serangan drone di UEA [Uni Emirat Arab], yang telah menyerang beberapa fasilitas mereka yang lain. Dan tentu saja, ketegangan di Eropa Timur, ketegangan di Laut China Selatan, semua itu memberi tekanan pada beberapa pengeluaran pertahanan di sana. Jadi saya sepenuhnya berharap kita akan melihat beberapa manfaat darinya," kata CEO Raytheon Greg Hayes pada earnings call 25 Januari 2022.



Pada hari yang sama, CEO Lockheed Martin Jim Taiclet juga menyarankan investor bahwa kemungkinan keterlibatan Amerika lebih lanjut di Eropa Timur akan baik untuk bisnis.



"Jika Anda melihat tingkat ancaman yang berkembang dan pendekatan yang diambil beberapa negara, termasuk Korea Utara, Iran dan melalui beberapa proksinya di Yaman dan di tempat lain, dan terutama Rusia saat ini, dan China, ada persaingan kekuatan besar baru yang mencakup pertahanan negara dan ancaman terhadapnya,” katanya.

"Sejarah Amerika Serikat adalah, ketika lingkungan itu berkembang, kita tidak duduk dan hanya menontonnya terjadi. Jadi saya tidak dapat berbicara dengan angka, tetapi saya pikir, dan saya secara pribadi khawatir bahwa ancaman itu semakin meningkat, dan kita harus dapat menghadapinya," kata Taiclet.

Dalam earnings call 26 Januari, CFO Boeing Brian West tidak merujuk Ukraina dan Rusia secara langsung, tetapi mengakui bahwa dukungan bipartisan yang kuat untuk pengeluaran militer di Washington telah memastikan bahwa perusahaan melihat permintaan yang stabil.

Menurut Brown University’s Costs of War Project, industri senjata telah menghabiskan USD2,5 miliar untuk melobi pemerintah selama dua dekade terakhir, mempekerjakan rata-rata lebih dari 700 pelobi per tahun.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More