Badai Omicron Belum Usai, Muncul Deltacron
Minggu, 09 Januari 2022 - 14:40 WIB
NICOSIA - Seorang peneliti di Siprus menemukan varian baru virus Corona yang merupakan campuran dari varian Delta dan Omicron. Varian baru ini pun diberinama Deltacron.
Profesor ilmu biologi di Universitas Siprus, Leondios Kostrikis, menyebut strain "deltacron," karena tanda genetiknya yang mirip omicron dalam genom delta.
Menurut laporan tersebut, sejauh ini, Kostrikis dan timnya telah menemukan 25 kasus virus. Masih terlalu dini untuk mengatakan apakah ada lebih banyak kasus yang disebabkan oleh strain tersebut atau apa dampaknya.
"Kita akan melihat di masa depan apakah strain ini lebih patologis atau lebih menular atau apakah akan menang" melawan dua strain dominan, delta dan omicron," kata Kostrikis dalam sebuah wawancara dengan Sigma TV seperti dilansir dari CNBC, Minggu (9/1/2022).
Dia yakin omicron juga akan menyusul deltacron.
Menurut Bloomberg para peneliti mengirim temuan mereka minggu ini ke GISAID, database internasional yang melacak virus.
Varian deltacron hadir saat omicron melanjutkan penyebarannya yang cepat ke seluruh dunia, menyebabkan lonjakan kasus COVID-19. Amerika Serikat (AS) melaporkan rata-rata tujuh hari lebih dari 600.000 kasus baru setiap hari, menurut analisis CNBC dari data Universitas Johns Hopkins. Jumlah itu meningkat 72% dari minggu sebelumnya dan rekor pandemi.
Sebelumnya, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan kasus COVID-19 diseluruh dunia mencatat rekor dengan 9,5 juta kasus pada pekan lalu. Ini menandai lonjakan mingguan 71% yang sama dengan “tsunami” COVID-19 ketika varian Omicron baru menyapu seluruh dunia.
Profesor ilmu biologi di Universitas Siprus, Leondios Kostrikis, menyebut strain "deltacron," karena tanda genetiknya yang mirip omicron dalam genom delta.
Menurut laporan tersebut, sejauh ini, Kostrikis dan timnya telah menemukan 25 kasus virus. Masih terlalu dini untuk mengatakan apakah ada lebih banyak kasus yang disebabkan oleh strain tersebut atau apa dampaknya.
"Kita akan melihat di masa depan apakah strain ini lebih patologis atau lebih menular atau apakah akan menang" melawan dua strain dominan, delta dan omicron," kata Kostrikis dalam sebuah wawancara dengan Sigma TV seperti dilansir dari CNBC, Minggu (9/1/2022).
Dia yakin omicron juga akan menyusul deltacron.
Menurut Bloomberg para peneliti mengirim temuan mereka minggu ini ke GISAID, database internasional yang melacak virus.
Varian deltacron hadir saat omicron melanjutkan penyebarannya yang cepat ke seluruh dunia, menyebabkan lonjakan kasus COVID-19. Amerika Serikat (AS) melaporkan rata-rata tujuh hari lebih dari 600.000 kasus baru setiap hari, menurut analisis CNBC dari data Universitas Johns Hopkins. Jumlah itu meningkat 72% dari minggu sebelumnya dan rekor pandemi.
Sebelumnya, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan kasus COVID-19 diseluruh dunia mencatat rekor dengan 9,5 juta kasus pada pekan lalu. Ini menandai lonjakan mingguan 71% yang sama dengan “tsunami” COVID-19 ketika varian Omicron baru menyapu seluruh dunia.
Lihat Juga :
tulis komentar anda