Langka, Kepala Intel Israel Dukung Perjanjian Nuklir Iran
Rabu, 05 Januari 2022 - 20:01 WIB
TEL AVIV - Seorang petinggi keamanan Israel memiliki pemikiran yang berbeda dengan para pejabatlain terkait kemungkinan berlakunya kembali perjanjian nuklir Iran . Menurutnya hal itu lebih baik daripada perjanjian itu runtuh.
Kepala Direktorat Operasi Pasukan Pertahanan Israel (IDF), Aharon Haliva, dilaporkan percaya kembali ke perjanjian nuklir Iran 2015 lebih baik untuk Tel Aviv daripada runtuhnya pembicaraan Wina terkait perjanjian itu.
Outlet berita Israel Walla mengutip sumber-sumber pemerintah yang tidak disebutkan namanya mengatakan bahwa Haliva menambahkan bahwa kebangkitan kembali kesepakatan akan memberi negara Yahudi itu lebih banyak waktu untuk mempersiapkan berbagai skenario peningkatan ketegangan dengan Iran .
Selain itu, Israel akan berada dalam posisi yang lebih baik untuk bersiap menghadapi kemungkinan-kemungkinan seperti itu.
Menurut Walla, komentar kepala intelijen IDF itu sebagai respons terhadap pernyataan kepala Mossad David Barnea, yang terus menentang JCPOA dan menegaskan masih ada waktu untuk mempengaruhi Amerika Serikat (AS) mengenai ketentuan perjanjian nuklir Iran.
"Itu tidak sia-sia dan layak untuk menginvestasikan waktu dan upaya dalam dialog dengan Amerika tentang isi perjanjian," kata Barnea kepada wartawan seperti dilansir dari Sputnik, Rabu (5/1/2022).
Pernyataan itu muncul setelah Menteri Luar Negeri Israel Yair Lapid menekankan bahwa Tel Aviv pada prinsipnya tidak memiliki masalah dengan JCPOA dan kesepakatan yang baik adalah hal yang baik.
"Yang terbaik kedua adalah tanpa kesepakatan tetapi memperketat sanksi dan memastikan Iran tidak dapat maju. Dan yang ketiga dan terburuk adalah kesepakatan yang buruk," katanya.
Kepala Direktorat Operasi Pasukan Pertahanan Israel (IDF), Aharon Haliva, dilaporkan percaya kembali ke perjanjian nuklir Iran 2015 lebih baik untuk Tel Aviv daripada runtuhnya pembicaraan Wina terkait perjanjian itu.
Outlet berita Israel Walla mengutip sumber-sumber pemerintah yang tidak disebutkan namanya mengatakan bahwa Haliva menambahkan bahwa kebangkitan kembali kesepakatan akan memberi negara Yahudi itu lebih banyak waktu untuk mempersiapkan berbagai skenario peningkatan ketegangan dengan Iran .
Selain itu, Israel akan berada dalam posisi yang lebih baik untuk bersiap menghadapi kemungkinan-kemungkinan seperti itu.
Menurut Walla, komentar kepala intelijen IDF itu sebagai respons terhadap pernyataan kepala Mossad David Barnea, yang terus menentang JCPOA dan menegaskan masih ada waktu untuk mempengaruhi Amerika Serikat (AS) mengenai ketentuan perjanjian nuklir Iran.
"Itu tidak sia-sia dan layak untuk menginvestasikan waktu dan upaya dalam dialog dengan Amerika tentang isi perjanjian," kata Barnea kepada wartawan seperti dilansir dari Sputnik, Rabu (5/1/2022).
Pernyataan itu muncul setelah Menteri Luar Negeri Israel Yair Lapid menekankan bahwa Tel Aviv pada prinsipnya tidak memiliki masalah dengan JCPOA dan kesepakatan yang baik adalah hal yang baik.
"Yang terbaik kedua adalah tanpa kesepakatan tetapi memperketat sanksi dan memastikan Iran tidak dapat maju. Dan yang ketiga dan terburuk adalah kesepakatan yang buruk," katanya.
tulis komentar anda