Dikerahkan, Sistem Rudal S-550 Rusia Diduga Senjata yang Lenyapkan Satelit

Kamis, 30 Desember 2021 - 07:44 WIB
Rudal ditembakkan oleh sistem pertahanan S-550 Rusia. Sistem ini diduga sebagai senjata yang melenyapkan satelit November lalu. Foto/TASS
MOSKOW - Rusia telah mengerahkan sistem rudal baru S-550 seperti senjata Star Wars. Media setempat menduga senjata yang masih diselimuti rahasia ini adalah yang melenyapkan satelit dengan tembakannya baru-baru ini.

"Sistem pertahanan S-550 telah berhasil menyelesaikan uji coba dan memasuki tugas tempur," tulis kantor berita TASS, mengutip pejabat di Kementerian Pertahanan Rusia.



"Sistem pertahanan ini benar-benar baru dan tak tertandingi dan mampu menghantam pesawat ruang angkasa, kendaraan re-entry rudal balistik, dan target hipersonik di ketinggian puluhan ribu kilometer," ujar pejabat tersebut.



Menteri Pertahanan Sergei Shoigu mengatakan bulan lalu pada pertemuan industri pertahanan di Sochi bahwa Presiden Vladimir Putin telah menekankan perlunya mengirimkan sistem S-550 kepada pasukan Rusia.

S-550 menjadi bagian dari struktur pertahanan udara strategis Rusia, bersama dengan sistem jarak jauh S-350, S-400 dan S-500.

Pengumuman senjata baru itu muncul di tengah meningkatnya ketegangan antara Moskow dan Washington atas penumpukan militer Rusia di sepanjang perbatasannya dengan Ukraina.

Putin telah menuntut agar AS dan sekutu Eropa-nya memberikan jaminan keamanan bahwa mereka tidak akan mengizinkan Ukraina menjadi anggota NATO dan tidak akan mengerahkan pasukan atau rudal di negara pecahan Uni Soviet itu.

Pembicaraan antara pejabat Amerika dan Rusia telah ditetapkan pada 10 Januari di Jenewa.

Meski media-media Rusia menduga S-550 adalah senjata yang melenyapkan satelit di luar angkasa baru-baru ini, TASS melaporkan bahwa sumber Kementerian Pertahanan belum secara resmi mengonfirmasi dugaan kecanggihan itu.

S-550 dilihat sebagai bagian dari modernisasi pertahanan udara yang melibatkan S-350 Vityaz, S-400 Triumf dan S-500 Prometheus.

Sistem pertahanan yang berlapis tersebut akan menutupi langit Rusia dari kemungkinan serangan musuh.

Beberapa media Rusia, termasuk surat kabar pro-Kremlin; Izvestia, melaporkan baru-baru ini bahwa S-550 adalah senjata yang sama dengan senjata pembunuh satelit yang sampai sekarang dikenal sebagai Nudol. Nudol adalah sebuah proyek militer yang diselimuti kerahasiaan.

Menurut laporan Izvestia itu adalah bagian dari salah satu program senjata domestik paling rahasia yang pernah dikerjakan.

Video yang menunjukkan peluncuran sistem rudal baru yang tidak disebutkan namanya di Sary-Shagan pada tahun 2020 dan awal tahun ini sekarang diduga menjadi senjata Star Wars tersebut.

“Di Rusia, pembuatan sistem pertahanan luar angkasa yang mampu mencegat target yang paling sulit, satelit serta rudal balistik, telah berlangsung selama lebih dari sepuluh tahun,” bunyi laporan tersebut.

"Untuk waktu yang lama sistem tempur ini dikenal dengan sebutan Nudol."

“Spesialis berasumsi bahwa inilah sistem yang berhasil menghancurkan target satelit selama tes tempur pertamanya pada 15 November," lanjut laporan tersebut.

“Para ahli percaya bahwa pekerjaan pada senjata terbaru telah selesai, dan itu dapat memperoleh penunjukan resmi sebagai sistem rudal pertahanan udara S-550.”

Menteri Pertahanan Sergei Shoigu secara pribadi mendeklasifikasi penunjukan S-550 sebelum tes sebelum November yang menghancurkan satelit pengintai militer Tselina-D era Soviet yang mengorbit menjadi berkeping-keping.

Pakar militer Dmitry Boltenkov mengatakan bulan lalu bahwa kemungkinan besar S-550 akan menjadi penunjukan resmi yang diperoleh oleh sistem yang dikembangkan di bawah proyek penelitian dan pengembangan Nudol.

“Ini akan menjadi bagian dari keluarga S-500, mirip dengan beberapa versi sistem pertahanan udara S-300 dan S-400 yang sekarang ada secara bersamaan," katanya, seperti dikutip Metro.co.uk, Kamis (30/12/2021).

Laporan lain menyatakan bahwa S-550 dan Nudol terpisah atau pun terkait.

Nudol diyakini menggunakan peluncur silo, sedangkan S-550 dilaporkan sebagai sistem mobile.
(min)
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More