Tembakan 16 Rudalnya untuk Gertak Israel Dikecam Inggris, Ini Respons Iran
Sabtu, 25 Desember 2021 - 15:49 WIB
Rudal-rudal balistik Iran ditembakkan dalam latihan perang Great Prophet 17 yang ditutup pada Jumat (24/12/2021). Foto/Times of Israel
TEHERAN - Uji tembak 16 rudal balistik Iran untuk menggertak Israel dikecam Inggris. Teheran merespons dengan menyatakan London menerapkan standar ganda dan terlalu ikut campur urusan internal negara lain.
Manuver 16 rudal balistik itu sebagai penutup latihan perang "Great Prophet 17" pada hari Jumat. Militer Teheran terang-terangan menyatakan manuver tersebut sebagai peringatan untuk Zionis Israel.
Latihan perang di Iran selatan digelar di tengah jeda dalam perundingan kesepakatan nuklir di Wina. Negosiasi untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir Iran dan mencabut sanksi AS akan dilanjutkan pada 27 Desember 2021.
"Tindakan ini merupakan ancaman bagi keamanan regional dan internasional dan kami menyerukan Iran untuk segera menghentikan kegiatannya," kata Kementerian Luar Negeri Inggris dalam sebuah pernyataan.
"Pelanggaran yang jelas terhadap Resolusi Dewan Keamanan PBB 2231," lanjut kecaman Inggris.
Menanggapi pernyataan tersebut, juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Saeed Khatibzadeh menegaskan bahwa peluncuran belasan rudal tersebut sepenuhnya sesuai dengan hukum internasional.
"Iran bertindak sesuai dengan hukum dan peraturan internasional serta kebutuhan pertahanannya sendiri, oleh karena itu, pernyataan dan sikap seperti itu tidak hanya dianggap mencampuri urusan dalam negeri Iran, tetapi juga melanjutkan kebijakan standar ganda London," kata Khatibzadeh, seperti dikutip dari saluran Telegram Kementerian Luar Negeri Iran, Sabtu (25/12/2021).
Khatibzadeh lebih lanjut menepis tuduhan Teheran melanggar Resolusi 2231 Dewan Keamanan PBB tentang masalah nuklir Iran.
Resolusi, yang diadopsi pada Juli 2015, mendukung Rencana Aksi Komprehensif Gabungan (JCPOA) dan menetapkan bahwa memo Teheran adalah program nuklir yang mendukung pencabutan sanksi terhadap Iran.
Inggris telah menegaskan bahwa peluncuran uji coba rudal balistik melanggar resolusi tersebut.
Manuver 16 rudal balistik itu sebagai penutup latihan perang "Great Prophet 17" pada hari Jumat. Militer Teheran terang-terangan menyatakan manuver tersebut sebagai peringatan untuk Zionis Israel.
Latihan perang di Iran selatan digelar di tengah jeda dalam perundingan kesepakatan nuklir di Wina. Negosiasi untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir Iran dan mencabut sanksi AS akan dilanjutkan pada 27 Desember 2021.
"Tindakan ini merupakan ancaman bagi keamanan regional dan internasional dan kami menyerukan Iran untuk segera menghentikan kegiatannya," kata Kementerian Luar Negeri Inggris dalam sebuah pernyataan.
"Pelanggaran yang jelas terhadap Resolusi Dewan Keamanan PBB 2231," lanjut kecaman Inggris.
Menanggapi pernyataan tersebut, juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Saeed Khatibzadeh menegaskan bahwa peluncuran belasan rudal tersebut sepenuhnya sesuai dengan hukum internasional.
"Iran bertindak sesuai dengan hukum dan peraturan internasional serta kebutuhan pertahanannya sendiri, oleh karena itu, pernyataan dan sikap seperti itu tidak hanya dianggap mencampuri urusan dalam negeri Iran, tetapi juga melanjutkan kebijakan standar ganda London," kata Khatibzadeh, seperti dikutip dari saluran Telegram Kementerian Luar Negeri Iran, Sabtu (25/12/2021).
Khatibzadeh lebih lanjut menepis tuduhan Teheran melanggar Resolusi 2231 Dewan Keamanan PBB tentang masalah nuklir Iran.
Resolusi, yang diadopsi pada Juli 2015, mendukung Rencana Aksi Komprehensif Gabungan (JCPOA) dan menetapkan bahwa memo Teheran adalah program nuklir yang mendukung pencabutan sanksi terhadap Iran.
Inggris telah menegaskan bahwa peluncuran uji coba rudal balistik melanggar resolusi tersebut.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
(min)
tulis komentar anda