Tebar Ancaman, China Kirim Hampir 1.000 Jet Tempur ke Taiwan Selama 2021
Rabu, 22 Desember 2021 - 23:43 WIB
TAIPEI - Militer China telah mengirim hampir 1.000 pesawat tempur ke zona penyangga pertahanan udara Taiwan selama tahun ini. Tidak hanya itu, China juga terus melakukan latihan udara dan angkatan laut yang menargetkan pulau demokratis itu serta pasukan militer asing di kawasan tersebut.
Demikian bunyi laporan akhir tahun Kementerian Pertahanan Taiwan. Pejabat senior negara itu mengatakan Tentara Pembebasan China (PLA) mendekati kemampuan untuk memberlakukan blokade penuh terhadap Taiwan, sebuah skenario yang akan menimbulkan "tantangan dan ancaman serius" bagi pertahanan Taipei.
Menteri Pertahanan Taiwan Chiu Kuo-cheng mengatakan China tidak meninggalkan penggunaan kekuatan sebagai opsi untuk mencapai tujuannya merebut pulau itu, yang telah otonom dari Beijing selama lebih dari tujuh dekade.
"Ancaman dan provokasi militer Partai Komunis China terus berlanjut pada tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya," katanya kepada Komite Pertahanan Luar Negeri dan Nasional parlemen Taiwan seperti dikutip dari Newsweek, Rabu (22/12/2021).
Kementerian Pertahanan Taiwan mengatakan kepada anggota parlemen bahwa mereka telah mendeteksi lebih dari 940 pesawat PLA di zona identifikasi pertahanan udara (ADIZ) Taiwan sejak awal tahun. Angka tersebut hampir tiga kali lipat dari tahun 2020, ketika para pejabat memperkirakan ada sekitar 380 total serangan ke ADIZ.
ADIZ dideklarasikan sendiri dan tidak diatur berdasarkan hukum internasional. Zona ini melampaui wilayah udara teritorial suatu negara dan bertindak sebagai penyangga untuk mengidentifikasi pesawat sipil dan militer yang mendekat. Tetangga Taiwan termasuk China, Jepang dan Korea Selatan (Korsel) semuanya mengoperasikan ADIZ mereka sendiri.
Taiwan mulai menerbitkan rincian tentang intrusi ADIZ hampir setiap hari pada September 2020. Operasi yang sering dilakukan, sebagian besar di barat daya, berlangsung di wilayah udara internasional sekitar 100 hingga 150 mil dari Taipei.
Pada hari Rabu, Kementerian Pertahanan mengatakan angkatan udara Taiwan telah mengerahkan pesawat pencegat untuk melawan dua pesawat tempur PLA dan sepasang pesawat pendukung. Penerbangan terbaru membawa jumlah serangan mendadak menjadi 950 pada 22 Desember.
Demikian bunyi laporan akhir tahun Kementerian Pertahanan Taiwan. Pejabat senior negara itu mengatakan Tentara Pembebasan China (PLA) mendekati kemampuan untuk memberlakukan blokade penuh terhadap Taiwan, sebuah skenario yang akan menimbulkan "tantangan dan ancaman serius" bagi pertahanan Taipei.
Menteri Pertahanan Taiwan Chiu Kuo-cheng mengatakan China tidak meninggalkan penggunaan kekuatan sebagai opsi untuk mencapai tujuannya merebut pulau itu, yang telah otonom dari Beijing selama lebih dari tujuh dekade.
"Ancaman dan provokasi militer Partai Komunis China terus berlanjut pada tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya," katanya kepada Komite Pertahanan Luar Negeri dan Nasional parlemen Taiwan seperti dikutip dari Newsweek, Rabu (22/12/2021).
Kementerian Pertahanan Taiwan mengatakan kepada anggota parlemen bahwa mereka telah mendeteksi lebih dari 940 pesawat PLA di zona identifikasi pertahanan udara (ADIZ) Taiwan sejak awal tahun. Angka tersebut hampir tiga kali lipat dari tahun 2020, ketika para pejabat memperkirakan ada sekitar 380 total serangan ke ADIZ.
ADIZ dideklarasikan sendiri dan tidak diatur berdasarkan hukum internasional. Zona ini melampaui wilayah udara teritorial suatu negara dan bertindak sebagai penyangga untuk mengidentifikasi pesawat sipil dan militer yang mendekat. Tetangga Taiwan termasuk China, Jepang dan Korea Selatan (Korsel) semuanya mengoperasikan ADIZ mereka sendiri.
Taiwan mulai menerbitkan rincian tentang intrusi ADIZ hampir setiap hari pada September 2020. Operasi yang sering dilakukan, sebagian besar di barat daya, berlangsung di wilayah udara internasional sekitar 100 hingga 150 mil dari Taipei.
Pada hari Rabu, Kementerian Pertahanan mengatakan angkatan udara Taiwan telah mengerahkan pesawat pencegat untuk melawan dua pesawat tempur PLA dan sepasang pesawat pendukung. Penerbangan terbaru membawa jumlah serangan mendadak menjadi 950 pada 22 Desember.
tulis komentar anda