China: Taiwan Adalah Pengembara yang Akhirnya Akan Pulang
Senin, 20 Desember 2021 - 15:06 WIB
BEIJING - Beijing menganggap Taiwan sebagai "pengembara" yang pada akhirnya akan pulang ke pangkuan China .
Beijing juga menegaskan Taipei bukan bidak catur untuk dimainkan oleh negara lain. Penasihat Negara dan Menteri Luar Negeri China Wang Yi menyampaikan hal itu pada Senin (20/12/2021).
Beijing mengeklaim Taiwan yang memerintah sendiri secara demokratis sebagai wilayah China.
Dalam dua tahun terakhir, Beijing telah meningkatkan tekanan militer dan diplomatik untuk menegaskan klaim kedaulatannya, membuat marah Taipei dan keprihatinan mendalam di Washington.
Berbicara di Beijing, Wang Yi mengatakan penyebab ketegangan saat ini adalah upaya pemerintah Taiwan mengandalkan Amerika Serikat untuk kemerdekaan. "Dan Amerika Serikat serta negara-negara lain yang mencoba menggunakan Taiwan untuk mengendalikan China," katanya, yang dikutip Reuters.
“Tindakan sesat inilah yang telah mengubah status quo dan merusak perdamaian di Selat Taiwan, melanggar konsensus komunitas internasional dan norma-norma dasar hubungan internasional,” kata Wang Yi, mantan kepala Kantor Urusan Taiwan China.
"Untuk menanggapi ini, China telah mengambil tindakan balasan yang kuat untuk mengejutkan arogansi dari mereka yang mencari kemerdekaan formal Taiwan," ujarnya.
"Taiwan adalah pengembara yang pada akhirnya akan pulang, bukan bidak catur untuk digunakan oleh orang lain. China harus dan akan dipersatukan kembali."
Beijing juga menegaskan Taipei bukan bidak catur untuk dimainkan oleh negara lain. Penasihat Negara dan Menteri Luar Negeri China Wang Yi menyampaikan hal itu pada Senin (20/12/2021).
Beijing mengeklaim Taiwan yang memerintah sendiri secara demokratis sebagai wilayah China.
Dalam dua tahun terakhir, Beijing telah meningkatkan tekanan militer dan diplomatik untuk menegaskan klaim kedaulatannya, membuat marah Taipei dan keprihatinan mendalam di Washington.
Berbicara di Beijing, Wang Yi mengatakan penyebab ketegangan saat ini adalah upaya pemerintah Taiwan mengandalkan Amerika Serikat untuk kemerdekaan. "Dan Amerika Serikat serta negara-negara lain yang mencoba menggunakan Taiwan untuk mengendalikan China," katanya, yang dikutip Reuters.
“Tindakan sesat inilah yang telah mengubah status quo dan merusak perdamaian di Selat Taiwan, melanggar konsensus komunitas internasional dan norma-norma dasar hubungan internasional,” kata Wang Yi, mantan kepala Kantor Urusan Taiwan China.
"Untuk menanggapi ini, China telah mengambil tindakan balasan yang kuat untuk mengejutkan arogansi dari mereka yang mencari kemerdekaan formal Taiwan," ujarnya.
"Taiwan adalah pengembara yang pada akhirnya akan pulang, bukan bidak catur untuk digunakan oleh orang lain. China harus dan akan dipersatukan kembali."
tulis komentar anda