Bom Sepeda Motor Tewaskan 4 Orang di Irak, Diduga Dilakukan ISIS
Selasa, 07 Desember 2021 - 22:34 WIB
BASRA - Sebuah bom sepeda motor menewaskan empat orang di kota Basra, Irak selatan pada Selasa (7/12/2021). Ini adalah serangan pertama dalam beberapa tahun di bagian negara yang relatif stabil, dan seorang pejabat senior mengatakan militan Negara Islam (IS, dulu ISIS ) diduga melakukannya.
Sebiah ledakan terjadi di dekat sebuah rumah sakit besar di kota berpenduduk mayoritas Muslim Syiah itu. Militer Irak dalam sebuah pernyataan mengatakan ledakan itu disebabkan oleh sebuah sepeda motor yang dilengkapi dengan bahan peledak, mengutip informasi awal.
Tidak ada kelompok yang segera mengklaim tanggung jawab.
"Ledakan itu membawa sidik jari Daesh (ISIS)," kata Gubernur Basra Asaad al-Edani kepada wartawan seperti dikutip dari Reuters.
Serangan bom di daerah Basra jarang terjadi. Serangan terakhir yang cukup dahsyat terjadi pada tahun 2017 dan ISIS mengklaim bertanggung jawab. Pihak berwenang telah menjaga ketat wilayah di mana sebagian besar minyak anggota OPEC diproduksi dan diekspor.
"Polisi sedang mengumpulkan bagian-bagian tubuh dari sebuah minibus yang rusak parah akibat ledakan itu," kata seorang saksi mata Reuters.
Jalanan dipenuhi pecahan kaca dan darah. Gubernur wilayah itu mengumumkan tiga hari berkabung.
"Hari ini dan setelah aksi teroris ini, masyarakat Basra pasti harus berhati-hati dan berhati-hati. Basra menjadi tidak aman hari ini," kata Mohammed Ibrahim, seorang mekanik mobil yang bengkelnya berada di dekat lokasi ledakan.
Sumber polisi dan rumah sakit sebelumnya mengatakan kepada Reuters bahwa 20 orang telah terluka, di samping empat korban jiwa.
Dibantu oleh koalisi pimpinan Amerika Serikat (AS) dan pasukan yang didukung Iran, Irak menyatakan kemenangan atas ISIS pada Desember 2017, setelah mengusirnya dari petak-petak wilayah di mana ia telah mendeklarasikan kekhalifahan Islam gadungan.
Tapi kelompok militan itu terus melakukan serangan sporadis, khususnya di utara, di mana ISIS sempat merebut sebuah desa pada hari Minggu lalu sebelum akhirnya diusir.
Sebiah ledakan terjadi di dekat sebuah rumah sakit besar di kota berpenduduk mayoritas Muslim Syiah itu. Militer Irak dalam sebuah pernyataan mengatakan ledakan itu disebabkan oleh sebuah sepeda motor yang dilengkapi dengan bahan peledak, mengutip informasi awal.
Tidak ada kelompok yang segera mengklaim tanggung jawab.
"Ledakan itu membawa sidik jari Daesh (ISIS)," kata Gubernur Basra Asaad al-Edani kepada wartawan seperti dikutip dari Reuters.
Serangan bom di daerah Basra jarang terjadi. Serangan terakhir yang cukup dahsyat terjadi pada tahun 2017 dan ISIS mengklaim bertanggung jawab. Pihak berwenang telah menjaga ketat wilayah di mana sebagian besar minyak anggota OPEC diproduksi dan diekspor.
"Polisi sedang mengumpulkan bagian-bagian tubuh dari sebuah minibus yang rusak parah akibat ledakan itu," kata seorang saksi mata Reuters.
Jalanan dipenuhi pecahan kaca dan darah. Gubernur wilayah itu mengumumkan tiga hari berkabung.
"Hari ini dan setelah aksi teroris ini, masyarakat Basra pasti harus berhati-hati dan berhati-hati. Basra menjadi tidak aman hari ini," kata Mohammed Ibrahim, seorang mekanik mobil yang bengkelnya berada di dekat lokasi ledakan.
Sumber polisi dan rumah sakit sebelumnya mengatakan kepada Reuters bahwa 20 orang telah terluka, di samping empat korban jiwa.
Dibantu oleh koalisi pimpinan Amerika Serikat (AS) dan pasukan yang didukung Iran, Irak menyatakan kemenangan atas ISIS pada Desember 2017, setelah mengusirnya dari petak-petak wilayah di mana ia telah mendeklarasikan kekhalifahan Islam gadungan.
Tapi kelompok militan itu terus melakukan serangan sporadis, khususnya di utara, di mana ISIS sempat merebut sebuah desa pada hari Minggu lalu sebelum akhirnya diusir.
(ian)
tulis komentar anda