Brutal, Massa Buruh Bakar Hidup-hidup Manajer Pabrik karena Turunkan Poster Ayat Alquran

Sabtu, 04 Desember 2021 - 11:55 WIB
Massa buruh di Pakistan membakar hidup-hidup manajer pabrik asal Pakistan karena menurunkan poster berisi ayat Alquran. Foto/REUTERS TV via REUTERS
LAHORE - Massa buruh di Pakistan timur menyiksa dan membakar hidup-hidup seorang manajer pabrik asal Sri Lanka pada Jumat (3/12/2021). Korban diserang secara brutal hingga tewas atas tuduhan penistaan agama setelah menurunkan poster bertuliskan ayat-ayat Alquran.

Perdana Menteri Imran Khan mengecam keras amuk massa buruk pabrik, yang dia sebut telah mempermalukan negara.



Seorang pejabat polisi di kota timur Sialkot, yang berbicara dengan syarat anonim karena sensitivitas kasus tersebut, mengatakan para penyelidik yakin para penyerang menuduh manajer pabrik telah melakukan penistaan agama gara-gara menurunkan poster berisi ayat-ayat suci Alquran.



"Para pekerja pabrik menyiksa manajer," kata juru bicara pemerintah provinsi setempat, Hassan Khawar. "Total 50 orang sejauh ini telah diidentifikasi dan ditangkap," katanya lagi, seperti dikutip Reuters, Sabtu (4/12/2021).

PM Imran Khan mengutuk pembunuhan itu dan mengatakan dia secara pribadi mengawasi penyelidikan dan bahwa mereka yang bersalah akan dihukum.

"Serangan main hakim sendiri yang mengerikan di sebuah pabrik di Sialkot dan pembakaran hidup-hidup manajer Sri Lanka adalah hari yang memalukan bagi Pakistan," katanya dalam sebuah pesan di Twitter.

Tayangan televisi menunjukkan kerumunan ratusan orang di jalan-jalan Sialkot, di jantung kawasan industri paling padat di Pakistan tempat sebagian besar industri ekspor negara itu berada.

Menggarisbawahi keterkejutan yang disebabkan di seluruh kemapanan politik, militer Pakistan yang kuat juga mengeluarkan pernyataan yang mengutuk "pembunuhan berdarah dingin."
Halaman :
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More