Pertama Kali dalam 25 Tahun, AS Tunjuk Duta Besar untuk Sudan
Senin, 29 November 2021 - 14:29 WIB
Bulan lalu, Panglima Militer Sudan Jenderal Abdel Fattah Al-Burhan memimpin kudeta, membubarkan pemerintah transisi yang dipimpin Perdana Menteri Abdalla Hamdok, menahan puluhan politisi dan aktivis dalam proses tersebut.
Akibat tekanan internasional, Hamdok dipulihkan kembali ke posisinya awal pekan ini setelah ditahan dalam tahanan rumah.
Namun, ribuan orang turun ke jalan-jalan ibukota pada Kamis sebagai protes terhadap kudeta militer dan keputusan Hamdok bernegosiasi ulang dengan militer.
Pada akhir tahun lalu, mantan Presiden AS Donald Trump setuju mencabut Sudan dari daftar negara sponsor terorisme, setelah Khartoum ditekan menormalkan hubungan dengan Israel.
Sudan juga setuju membayar USD335 juta sebagai kompensasi kepada keluarga korban terorisme yang diduga disponsori Sudan.
Sudan dimasukkan dalam daftar itu pada 1993, setelah Presiden Omar Al-Bashir saat itu menjamu pemimpin Al-Qaeda Osama bin Laden di negaranya.
Akibat tekanan internasional, Hamdok dipulihkan kembali ke posisinya awal pekan ini setelah ditahan dalam tahanan rumah.
Namun, ribuan orang turun ke jalan-jalan ibukota pada Kamis sebagai protes terhadap kudeta militer dan keputusan Hamdok bernegosiasi ulang dengan militer.
Pada akhir tahun lalu, mantan Presiden AS Donald Trump setuju mencabut Sudan dari daftar negara sponsor terorisme, setelah Khartoum ditekan menormalkan hubungan dengan Israel.
Sudan juga setuju membayar USD335 juta sebagai kompensasi kepada keluarga korban terorisme yang diduga disponsori Sudan.
Sudan dimasukkan dalam daftar itu pada 1993, setelah Presiden Omar Al-Bashir saat itu menjamu pemimpin Al-Qaeda Osama bin Laden di negaranya.
(sya)
tulis komentar anda