Terungkap, Tentara Wanita Israel Ditugaskan Beri Layanan Seks Tahanan Palestina
Sabtu, 27 November 2021 - 00:01 WIB
Salah satu tentara wanita—sekarang sudah berhenti dari dinas wajib militer—yang mengatakan dia diserang secara seksual dalam insiden itu menyerukan pada hari Rabu untuk membuka kembali penyelidikan skandal tersebut.
Tentara wanita itu, yang tidak disebutkan namanya, mengatakan kepada Walla bahwa dia dan sipir lainnya telah diserang secara seksual oleh seorang narapidana Palestina bernama Muhammad Atallah. Para sipir mengeklaim manajemen penjara tahu tentang pelecehan itu dan menutupinya sampai laporan media tentang skandal itu terungkap pada Juni 2018.
Laporan-laporan tersebut menuduh bahwa seorang petugas intelijen di penjara menempatkan para sipir wanita di sayap keamanan fasilitas penjara tersebut atas permintaan para narapidana kasus terorisme.
Laporan Channel12 mengatakan tiga tentara terlibat dalam kasus tersebut.
Seorang tentara wanita yang maju mengatakan dia telah diperintahkan untuk menemani Atallah di sekitar fasilitas, yang memberinya kesempatan untuk menyerangnya, termasuk dengan meraba-raba pantatnya, sementara bosnya menutup mata.
Sebagai gantinya, Atallah, sosok yang kuat di antara tahanan lainnya, membuat fasilitas itu tetap tenang untuk staf penjara.
“Mereka mengirim saya tugas yang seharusnya tidak saya lakukan sebagai objek seksual untuk mendapatkan intelijen,” kata salah satu korban kepada Channel12. “Salah satu tahanan keamanan bertindak sesukanya terhadap saya. Penghinaan, pelanggaran seksual, serangan verbal. Setiap kali saya datang untuk shift, saya merasa tertekan.”
Dia berkata bahwa dirinya digunakan sebagai objek, sebagai gadis cantik, sebagai wanita muda yang menggoda. "Hanya menjadi objek seksual untuk mendapatkan informasi dari mereka," paparnya.
“Komandan saya tidak peduli dengan apa yang saya rasakan atau alami,” katanya.
Tentara wanita itu, yang tidak disebutkan namanya, mengatakan kepada Walla bahwa dia dan sipir lainnya telah diserang secara seksual oleh seorang narapidana Palestina bernama Muhammad Atallah. Para sipir mengeklaim manajemen penjara tahu tentang pelecehan itu dan menutupinya sampai laporan media tentang skandal itu terungkap pada Juni 2018.
Laporan-laporan tersebut menuduh bahwa seorang petugas intelijen di penjara menempatkan para sipir wanita di sayap keamanan fasilitas penjara tersebut atas permintaan para narapidana kasus terorisme.
Laporan Channel12 mengatakan tiga tentara terlibat dalam kasus tersebut.
Seorang tentara wanita yang maju mengatakan dia telah diperintahkan untuk menemani Atallah di sekitar fasilitas, yang memberinya kesempatan untuk menyerangnya, termasuk dengan meraba-raba pantatnya, sementara bosnya menutup mata.
Sebagai gantinya, Atallah, sosok yang kuat di antara tahanan lainnya, membuat fasilitas itu tetap tenang untuk staf penjara.
“Mereka mengirim saya tugas yang seharusnya tidak saya lakukan sebagai objek seksual untuk mendapatkan intelijen,” kata salah satu korban kepada Channel12. “Salah satu tahanan keamanan bertindak sesukanya terhadap saya. Penghinaan, pelanggaran seksual, serangan verbal. Setiap kali saya datang untuk shift, saya merasa tertekan.”
Dia berkata bahwa dirinya digunakan sebagai objek, sebagai gadis cantik, sebagai wanita muda yang menggoda. "Hanya menjadi objek seksual untuk mendapatkan informasi dari mereka," paparnya.
“Komandan saya tidak peduli dengan apa yang saya rasakan atau alami,” katanya.
Lihat Juga :
tulis komentar anda