China: Setop Spekulasi Jahat, Jangan Politisasi Kasus Peng Shuai!

Selasa, 23 November 2021 - 17:57 WIB
Peng Shuai. Foto/Sputnik
BEIJING - Kementerian Luar Negeri China mengatakanpihaknyaberharap "spekulasi jahat" tentang keamanan dan keberadaan bintang tenis Peng Shuai akan berhenti, dan kasusnya tidak boleh dipolitisasi.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Zhao Lijian, menolak berkomentar apakah pemerintahnya akan meluncurkan penyelidikan atas tuduhan penyerangan seksual terhadap Peng Shuai yang dilakukan mantan Wakil Perdana Menteri Zhang Gaoli. Dia mengulangi komentar sebelumnya yang dibuat kepada wartawan, mengatakan situasi Peng bukan masalah diplomatik.

"Saya yakin semua orang juga telah melihatnya menghadiri beberapa acara publik baru-baru ini serta panggilan video dengan Presiden Komite Olimpiade Internasional (IOC) (Thomas) Bach," kata Zhao seperti dikutip dari CNN, Selasa (23/11/2021).

Ketika ditanya oleh seorang reporter apakah kasus Peng akan berdampak negatif pada citra China, Zhao berkata: "Saya pikir beberapa orang harus menghentikan hype jahat dan tidak mempolitisasi masalah ini."

Komentarnya mengulang komentar seorang editor surat kabar terkemuka milik pemerintah China.



“Beberapa kekuatan Barat memaksa Peng Shuai dan sebuah institusi, memaksa mereka untuk membantu menjelekkan sistem China,” kata Hu Xijin, editor tabloid nasionalis Global Times, di Twitter.

Peng Shuai, juara ganda Grand Slam dua kali dan salah satu pemain tenis top China, secara terbuka menuduh Zhang memaksanya berhubungan seks di rumahnya. Hal itu berdasarkan tangkapan layar dari unggahan media sosial yang telah dihapus tertanggal 2 November lalu.



Hilangnya Peng Shuai dari kehidupan publik selama lebih dari dua minggu setelah tuduhan itu muncul memicu perhatian dunia internasional, dengan Asosiasi Tenis Wanita (WTA) dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyerukan penyelidikan atas tuduhan serangan seksualnya.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More