Proyek Gila Tentara Super Soviet, Coba Hamili Simpanse dengan Sperma Manusia
Sabtu, 13 November 2021 - 10:36 WIB
MOSKOW - Ide gila menciptakan tentara super pernah dijalankan Uni Soviet di era diktator Josef Stalin. Caranya dengan mencoba membuat beberapa simpanse hamil dengan menyuntikkan sperma manusia.
Proyek yang terdengar seperti fiksi sainstersebut gagal total, karena jelas jumlah kromosom simpanse dan manusia berbeda.
Uni Soviet pada akhirnya runtuh tahun 1990-an dan kini menjadi Rusia yang dipimpin Presiden Vladimir Putin.
Lebih gilanya lagi, menurut dokumen tentang proyek tentara super Soviet yang dikutip The Sun pada Sabtu (13/11/2021), ilmuwan Soviet mencoba menginseminasi manusia—tentu saja wanita—dengan sperma primata.
Dokumen rahasia yang pernah dirilis tahun 1990-an, Stalin kala itu memerintahkan ilmuwan terkenal Ilia Ivanov untuk menciptakan jenis tentara Tentara Merah yang tak terkalahkan.
Makalah dari arsip tersebut mengatakan kepala Kremlin menuntut para petempur mutan yang dimaksud untuk menjadi tangguh dan tahan terhadap kelaparan.
Stalin mengatakan mereka harus memiliki kekuatan luar biasa tetapi dengan otak yang kurang berkembang.
Stalin juga ingin mereka bekerja di konstruksi kereta api.
Ilmuwan Ivanov terkenal pada pergantian abad dengan menyempurnakan inseminasi buatan pada kuda membuktikan bahwa sperma satu kuda jantan bisa menghamili hingga 500 kuda betina.
Dia kemudian mulai bereksperimen dengan hibridisasi dan mencoba membuat kuda super dengan menyilangkan kuda dengan zebra.
Ivanov dan para pemimpin Soviet menjadi tertarik pada kemungkinan menyilangkan manusia dengan kerabat terdekat dalam eksperimen radikal yang akan meningkatkan reputasi sains Soviet.
Dari proyek itulah muncul istilah "humanzee" pada abad ke-20, mengacu pada persilangan manusia-simpanse—sebuah hibridisasi yang dikira memungkinkan secara ilmiah.
Pada tahun 1924, Ivanov mengajukan proposal percobaan hibridisasi menyesatkan kepada pemerintah Soviet dan menerima dana untuk perjalanan ke Afrika untuk mengumpulkan primata.
Meskipun karyanya kontroversial, dia berhasil mendapatkan dukungan dari Institut Pasteur di Paris yang mengizinkannya menggunakan stasiun penelitian di Guinea, Afrika Barat, untuk penelitian pengembangbiakan kera.
Namun, ketika dia tiba di pusat penelitian, dia menemukan bahwa simpanse belum cukup dewasa untuk mengambil bagian dalam eksperimen.
Dia kemudian mulai meneliti cara terbaik untuk menangkap dan menaklukkan hewan-hewan tersebut.
Ilmuwan itu menulis kepada Politbiro yang berkuasa: "Masalah terbesar adalah menangkap betina yang masih hidup."
Para peneliti belajar untuk membakar pohon dan mengejar para primata ke dalam kandang saat mereka berlari turun.
Ilmuwan itu berhasil menyuntik tiga simpanse dengan sperma manusia, tetapi tidak ada hewan yang hamil.
Ivanov kemudian melaporkan bahwa wanita Afrika telah ditangkap untuk dihamili dengan sperma kera, tetapi tidak terjadi kehamilan.
Dia juag menyiapkan gorila betina untuk menerima sperma manusia sebelum eksperimen ditutup.
Ivanov kemudian kembali ke Uni Soviet di mana dia mendirikan pembibitan primata dengan 20 simpanse di republik subtropis Abkhazia, dekat Georgia.
Ketika proyeknya gagal, Ivanov ditangkap pada tahun 1930. Dia menjadi salah satu dari jutaan orang yang ditangkap oleh paranoid Stalin dan meninggal di kamp kerja paksa pada tahun 1932.
Alexander Etkind, seorang sejarawan Rusia di Universitas Cambridge, mengatakan Ivanov ingin membuktikan bahwa kera berevolusi dari manusia.
Dia mengatakan kepada New Scientist: "Jika dia menyilangkan kera dan manusia dan menghasilkan keturunan yang layak maka itu berarti Darwin benar tentang seberapa dekat hubungan kita."
Ketika ahli biologi itu mendekati pemerintahan Stalin, dia bersikeras bahwa pembuktian teori evolusi Darwin akan menjadi pukulan telak terhadap agama, yang coba dibasmi oleh Soviet.
Pada tahun 2005, kerangka kera ditemukan di kota Suchumi di Laut Hitam di Georgia oleh pekerja yang membangun taman bermain anak-anak.
Diperkirakan hewan-hewan itu termasuk di antara makhluk yang ditangkap untuk penelitian selama proyek tahun 1920-an, yang menelan biaya Stalin £8.500—lebih dari £221 juta untuk nilai uang saat ini.
Istilah humanzee mulai dikenal pada tahun 1970-an setelah munculnya makhluk bernama Oliver—simpanse botak yang berjalan dengan kaki belakangnya.
Oliver disajikan oleh beberapa orang sebagai "mata rantai yang hilang" antara manusia dan simpanse.
Tetapi tes yang dilakukan pada Oliver pada tahun 1996 membuktikan sekali dan untuk semua bahwa hewan itu memiliki 48 kromosom dan bukan manusia hibrida.
Proyek yang terdengar seperti fiksi sainstersebut gagal total, karena jelas jumlah kromosom simpanse dan manusia berbeda.
Uni Soviet pada akhirnya runtuh tahun 1990-an dan kini menjadi Rusia yang dipimpin Presiden Vladimir Putin.
Baca Juga
Lebih gilanya lagi, menurut dokumen tentang proyek tentara super Soviet yang dikutip The Sun pada Sabtu (13/11/2021), ilmuwan Soviet mencoba menginseminasi manusia—tentu saja wanita—dengan sperma primata.
Dokumen rahasia yang pernah dirilis tahun 1990-an, Stalin kala itu memerintahkan ilmuwan terkenal Ilia Ivanov untuk menciptakan jenis tentara Tentara Merah yang tak terkalahkan.
Makalah dari arsip tersebut mengatakan kepala Kremlin menuntut para petempur mutan yang dimaksud untuk menjadi tangguh dan tahan terhadap kelaparan.
Stalin mengatakan mereka harus memiliki kekuatan luar biasa tetapi dengan otak yang kurang berkembang.
Stalin juga ingin mereka bekerja di konstruksi kereta api.
Ilmuwan Ivanov terkenal pada pergantian abad dengan menyempurnakan inseminasi buatan pada kuda membuktikan bahwa sperma satu kuda jantan bisa menghamili hingga 500 kuda betina.
Dia kemudian mulai bereksperimen dengan hibridisasi dan mencoba membuat kuda super dengan menyilangkan kuda dengan zebra.
Ivanov dan para pemimpin Soviet menjadi tertarik pada kemungkinan menyilangkan manusia dengan kerabat terdekat dalam eksperimen radikal yang akan meningkatkan reputasi sains Soviet.
Dari proyek itulah muncul istilah "humanzee" pada abad ke-20, mengacu pada persilangan manusia-simpanse—sebuah hibridisasi yang dikira memungkinkan secara ilmiah.
Baca Juga
Pada tahun 1924, Ivanov mengajukan proposal percobaan hibridisasi menyesatkan kepada pemerintah Soviet dan menerima dana untuk perjalanan ke Afrika untuk mengumpulkan primata.
Meskipun karyanya kontroversial, dia berhasil mendapatkan dukungan dari Institut Pasteur di Paris yang mengizinkannya menggunakan stasiun penelitian di Guinea, Afrika Barat, untuk penelitian pengembangbiakan kera.
Namun, ketika dia tiba di pusat penelitian, dia menemukan bahwa simpanse belum cukup dewasa untuk mengambil bagian dalam eksperimen.
Dia kemudian mulai meneliti cara terbaik untuk menangkap dan menaklukkan hewan-hewan tersebut.
Ilmuwan itu menulis kepada Politbiro yang berkuasa: "Masalah terbesar adalah menangkap betina yang masih hidup."
Para peneliti belajar untuk membakar pohon dan mengejar para primata ke dalam kandang saat mereka berlari turun.
Ilmuwan itu berhasil menyuntik tiga simpanse dengan sperma manusia, tetapi tidak ada hewan yang hamil.
Ivanov kemudian melaporkan bahwa wanita Afrika telah ditangkap untuk dihamili dengan sperma kera, tetapi tidak terjadi kehamilan.
Dia juag menyiapkan gorila betina untuk menerima sperma manusia sebelum eksperimen ditutup.
Ivanov kemudian kembali ke Uni Soviet di mana dia mendirikan pembibitan primata dengan 20 simpanse di republik subtropis Abkhazia, dekat Georgia.
Ketika proyeknya gagal, Ivanov ditangkap pada tahun 1930. Dia menjadi salah satu dari jutaan orang yang ditangkap oleh paranoid Stalin dan meninggal di kamp kerja paksa pada tahun 1932.
Alexander Etkind, seorang sejarawan Rusia di Universitas Cambridge, mengatakan Ivanov ingin membuktikan bahwa kera berevolusi dari manusia.
Dia mengatakan kepada New Scientist: "Jika dia menyilangkan kera dan manusia dan menghasilkan keturunan yang layak maka itu berarti Darwin benar tentang seberapa dekat hubungan kita."
Ketika ahli biologi itu mendekati pemerintahan Stalin, dia bersikeras bahwa pembuktian teori evolusi Darwin akan menjadi pukulan telak terhadap agama, yang coba dibasmi oleh Soviet.
Pada tahun 2005, kerangka kera ditemukan di kota Suchumi di Laut Hitam di Georgia oleh pekerja yang membangun taman bermain anak-anak.
Diperkirakan hewan-hewan itu termasuk di antara makhluk yang ditangkap untuk penelitian selama proyek tahun 1920-an, yang menelan biaya Stalin £8.500—lebih dari £221 juta untuk nilai uang saat ini.
Istilah humanzee mulai dikenal pada tahun 1970-an setelah munculnya makhluk bernama Oliver—simpanse botak yang berjalan dengan kaki belakangnya.
Oliver disajikan oleh beberapa orang sebagai "mata rantai yang hilang" antara manusia dan simpanse.
Tetapi tes yang dilakukan pada Oliver pada tahun 1996 membuktikan sekali dan untuk semua bahwa hewan itu memiliki 48 kromosom dan bukan manusia hibrida.
(min)
tulis komentar anda