Pamer Kekuatan, Militer India Kerahkan Kawanan Drone di Perbatasan China
Selasa, 09 November 2021 - 11:54 WIB
NEW DELHI - Tentara India mengklaim Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA) meningkatkan kekuatan ofensifnya di dekat Garis Kontrol Aktual (LAC) yang dijaga secara longgar.
Panglima Angkatan Darat India, Jenderal Manoj Mukund Naravane, berjanji menghadapi pembangunan dan penyebaran infrastruktur militer China dengan kekuatan yang setara.
Dengan "kekuatan besar yang dikerahkan" di perbatasan China, tentara India merencanakan menggunakan kawanan drone untuk menembus apa yang tidak dapat dideteksi pengawasan berbasis darat pada ketinggian lebih dari 4.500 meter di atas permukaan laut.
Militer India mengatakan kawanan drone akan menjadi pengganda kekuatan karena memberikan kemampuan kepada pasukan di luar garis pandang visual.
“Kawanan drone dapat digunakan secara efektif untuk mendeteksi aktivitas darat musuh dan menargetkan pasukan darat musuh, termasuk pasukan, kendaraan, dan jaringan komando serta kontrol militer,” papar Naravane ketika menjelaskan langkahnya, dilansir Sputnik pada Selasa (9/11/2021).
Kawanan drone adalah sekelompok drone yang beroperasi bersama dengan pasukan darat, yang akan memberikan kemampuan manuver udara selama tugas ofensif dan defensif.
Drone dapat mencapai target atau mendeteksi gerakan musuh hingga 50 km jauhnya. Militer mengatakan kapasitas daya tahan drone ini tidak akan kurang dari dua jam pada suhu di bawah nol derajat Celsius di Himalaya.
Dokumen militer mengatakan penempatan kawanan drone akan memberikan keuntungan dari keterjangkauan, kemampuan kerja yang fleksibel, redundansi, presisi, dan menurunkan risiko kausalitas manusia selama operasi konvensional dan non-konvensional.
Tentara India telah beralih ke berbagai sistem pertahanan udara baru untuk melawan ancaman udara, termasuk gerombolan drone yang keluar dari China melintasi LAC.
Setelah media melaporkan beberapa drone telah digunakan di pangkalan udara Malan di wilayah Xinjiang China, angkatan bersenjata India menambahkan teknologi kawanan drone ke potensi tempurnya pada Desember 2020.
Sengketa perbatasan yang telah berlangsung puluhan tahun antara India dan China meningkat menjadi bentrokan sengit pada Juni tahun lalu saat 20 tentara India dan empat tentara Tentara Pembebasan Rakyat China tewas di sektor barat LAC.
Kedua negara telah mengerahkan lebih dari 500.000 tentara tambahan, senjata canggih, dan rudal di wilayah Ladakh karena pembicaraan di tingkat komandan militer sejauh ini berakhir tanpa hasil.
Ketegangan di wilayah perbatasan itu dapat pecah menjadi konflik bersenjata kapan saja tanpa diduga.
Panglima Angkatan Darat India, Jenderal Manoj Mukund Naravane, berjanji menghadapi pembangunan dan penyebaran infrastruktur militer China dengan kekuatan yang setara.
Dengan "kekuatan besar yang dikerahkan" di perbatasan China, tentara India merencanakan menggunakan kawanan drone untuk menembus apa yang tidak dapat dideteksi pengawasan berbasis darat pada ketinggian lebih dari 4.500 meter di atas permukaan laut.
Militer India mengatakan kawanan drone akan menjadi pengganda kekuatan karena memberikan kemampuan kepada pasukan di luar garis pandang visual.
“Kawanan drone dapat digunakan secara efektif untuk mendeteksi aktivitas darat musuh dan menargetkan pasukan darat musuh, termasuk pasukan, kendaraan, dan jaringan komando serta kontrol militer,” papar Naravane ketika menjelaskan langkahnya, dilansir Sputnik pada Selasa (9/11/2021).
Baca Juga
Kawanan drone adalah sekelompok drone yang beroperasi bersama dengan pasukan darat, yang akan memberikan kemampuan manuver udara selama tugas ofensif dan defensif.
Drone dapat mencapai target atau mendeteksi gerakan musuh hingga 50 km jauhnya. Militer mengatakan kapasitas daya tahan drone ini tidak akan kurang dari dua jam pada suhu di bawah nol derajat Celsius di Himalaya.
Dokumen militer mengatakan penempatan kawanan drone akan memberikan keuntungan dari keterjangkauan, kemampuan kerja yang fleksibel, redundansi, presisi, dan menurunkan risiko kausalitas manusia selama operasi konvensional dan non-konvensional.
Tentara India telah beralih ke berbagai sistem pertahanan udara baru untuk melawan ancaman udara, termasuk gerombolan drone yang keluar dari China melintasi LAC.
Setelah media melaporkan beberapa drone telah digunakan di pangkalan udara Malan di wilayah Xinjiang China, angkatan bersenjata India menambahkan teknologi kawanan drone ke potensi tempurnya pada Desember 2020.
Sengketa perbatasan yang telah berlangsung puluhan tahun antara India dan China meningkat menjadi bentrokan sengit pada Juni tahun lalu saat 20 tentara India dan empat tentara Tentara Pembebasan Rakyat China tewas di sektor barat LAC.
Kedua negara telah mengerahkan lebih dari 500.000 tentara tambahan, senjata canggih, dan rudal di wilayah Ladakh karena pembicaraan di tingkat komandan militer sejauh ini berakhir tanpa hasil.
Ketegangan di wilayah perbatasan itu dapat pecah menjadi konflik bersenjata kapan saja tanpa diduga.
(sya)
Lihat Juga :
tulis komentar anda