Taliban Tunjuk 44 Anggotanya sebagai Gubernur dan Kepala Polisi Afghanistan
Senin, 08 November 2021 - 05:57 WIB
KABUL - Taliban menunjuk 44 anggotanya sebagai gubernur di beberapa provinsi dan kepala polisi di Afghanistan pada Minggu (7/11/2021). Ini merupakan langkah kunci dalam menopang pemerintahannya saat negara itu bergulat dengan masalah keamanan dan ekonomi yang rapuh.
Langkah tersebut juga tercatat sebagai putaran penunjukan skala besar pertama yang diumumkan sejak kabinet dibentuk pada bulan September 2021.
Mengutip laporan Reuters, Senin (8/11/2021), Taliban merilis daftar peran baru anggotanya, termasuk Qari Baryal sebagai gubernur Kabul dan Wali Jan Hamzah sebagai kepala polisi kota.
Komandan sebelumnya yang bertanggung jawab atas keamanan Kabul, Mawlawi Hamdullah Mukhlis, tewas bulan ini dalam serangan terhadap rumah sakit militer terbesar Afghanistan di pusat kota Kabul.
Taliban mengambil alih negara itu pada 15 Agustus 2021 tetapi menghadapi perjuangan berat dalam janji mereka untuk memulihkan ketertiban dan keamanan setelah beberapa dekade perang. Kelompok ISIS telah melakukan serentetan serangan di seluruh negeri, sementara ekonomi telah jatuh ke dalam krisis.
Ada seruan internasional bagi Taliban untuk bernegosiasi dengan pemain politik lain untuk membentuk pemerintahan inklusif termasuk minoritas dan perempuan, meskipun kemajuan substantif sejauh ini belum terwujud.
Langkah tersebut juga tercatat sebagai putaran penunjukan skala besar pertama yang diumumkan sejak kabinet dibentuk pada bulan September 2021.
Mengutip laporan Reuters, Senin (8/11/2021), Taliban merilis daftar peran baru anggotanya, termasuk Qari Baryal sebagai gubernur Kabul dan Wali Jan Hamzah sebagai kepala polisi kota.
Komandan sebelumnya yang bertanggung jawab atas keamanan Kabul, Mawlawi Hamdullah Mukhlis, tewas bulan ini dalam serangan terhadap rumah sakit militer terbesar Afghanistan di pusat kota Kabul.
Taliban mengambil alih negara itu pada 15 Agustus 2021 tetapi menghadapi perjuangan berat dalam janji mereka untuk memulihkan ketertiban dan keamanan setelah beberapa dekade perang. Kelompok ISIS telah melakukan serentetan serangan di seluruh negeri, sementara ekonomi telah jatuh ke dalam krisis.
Ada seruan internasional bagi Taliban untuk bernegosiasi dengan pemain politik lain untuk membentuk pemerintahan inklusif termasuk minoritas dan perempuan, meskipun kemajuan substantif sejauh ini belum terwujud.
(min)
tulis komentar anda