Vlogger Kulit Hitam AS Tolak Akui George Floyd sebagai Martir
Jum'at, 05 Juni 2020 - 08:20 WIB
Yang lain berkomentar bahwa Owens "berpihak pada apa yang akan dibawa sejarah" dan mengambil pengecualian pada gagasan bahwa sejarah Floyd ada hubungannya dengan aksi protes tentang kematiannya.
"Saya tidak akan peduli jika dia tertangkap melakukan lima kejahatan, dia tidak pantas mati seperti binatang di jalan. Dia mungkin tidak luar biasa, namun dia adalah manusia," tulis seorang netizen.
"Tidak ada yang memprotes karena George Floyd adalah Candace 'Orang Hebat'. Tidak ada yang perlu mati hanya karena dia adalah orang jahat. Proses hukum untuk semua orang Amerika," tulis yang lain.
Tetapi para pendukung Owens menyebutnya "berani" dan memuji dia karena berbicara.
George Floyd, seorang pria kulit hitam berusia 46 tahun dari Minneapolis, meninggal pekan lalu setelah dia diborgol dan ditahan oleh tiga petugas polisi kulit putih.
Salah satu petugas, Derek Chauvin, didakwa melakukan pembunuhan dan pembunuhan setelah dalam video yang beredar memperlihatkan ia menekan lututnya ke leher Floyd selama hampir sembilan menit.
Penangkapan Floyd dilakukan setelah staf di sebuah toko serba ada menuduhnyaa telah membeli rokok dengan uang kertas USD20 palsu. Kematiannya telah memicu protes di seluruh dunia.
Keempat petugas yang terlibat dalam penangkapannya telah didakwa. Chauvin menghadapi tuduhan pembunuhan dan tiga petugas lainnya menghadapi tuduhan membantu dan bersekongkol dengan pembunuhan tingkat dua.
Lihat Juga: Eks Menhan Israel Yoav Gallant akan Pergi ke AS Meski Ada Surat Perintah Penangkapan ICC
"Saya tidak akan peduli jika dia tertangkap melakukan lima kejahatan, dia tidak pantas mati seperti binatang di jalan. Dia mungkin tidak luar biasa, namun dia adalah manusia," tulis seorang netizen.
"Tidak ada yang memprotes karena George Floyd adalah Candace 'Orang Hebat'. Tidak ada yang perlu mati hanya karena dia adalah orang jahat. Proses hukum untuk semua orang Amerika," tulis yang lain.
Tetapi para pendukung Owens menyebutnya "berani" dan memuji dia karena berbicara.
George Floyd, seorang pria kulit hitam berusia 46 tahun dari Minneapolis, meninggal pekan lalu setelah dia diborgol dan ditahan oleh tiga petugas polisi kulit putih.
Salah satu petugas, Derek Chauvin, didakwa melakukan pembunuhan dan pembunuhan setelah dalam video yang beredar memperlihatkan ia menekan lututnya ke leher Floyd selama hampir sembilan menit.
Penangkapan Floyd dilakukan setelah staf di sebuah toko serba ada menuduhnyaa telah membeli rokok dengan uang kertas USD20 palsu. Kematiannya telah memicu protes di seluruh dunia.
Keempat petugas yang terlibat dalam penangkapannya telah didakwa. Chauvin menghadapi tuduhan pembunuhan dan tiga petugas lainnya menghadapi tuduhan membantu dan bersekongkol dengan pembunuhan tingkat dua.
Lihat Juga: Eks Menhan Israel Yoav Gallant akan Pergi ke AS Meski Ada Surat Perintah Penangkapan ICC
(ber)
tulis komentar anda