AS Setuju Jual 280 Rudal AMRAAM ke Arab Saudi Senilai Rp9,3 T
Jum'at, 05 November 2021 - 03:56 WIB
WASHINGTON - Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) telah menyetujui penjualan rudal udara-ke-udara dan peralatan terkait dari Raytheon ke Arab Saudi senilai USD650 juta atau sekitar Rp9,3 triliun. Hal itu diungkapkan Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin.
"Badan Kerjasama Keamanan Pertahanan (DSCA) memberi tahu Kongres pada hari Kamis, sebagaimana diwajibkan oleh undang-undang, bahwa penjualan yang diusulkan akan mendukung kebijakan luar negeri AS dan keamanan nasional dengan membantu meningkatkan keamanan negara sahabat yang terus menjadi kekuatan penting untuk kemajuan politik dan ekonomi di Timur Tengah,” kaya Austin seperti dikutip dari Russia Today, Jumat (5/11/2021).
Departemen Luar Negeri AS juga menyiratkan bahwa rudal itu akan digunakan untuk melawan pesawat tak berawak, yang telah digunakan pemberontak Houthi untuk menyerang koalisi pimpinan Arab Saudi.
Riyadh telah meminta untuk membeli 280 Rudal Udara-ke-Udara Jarak Menengah Lanjutan (AIM-120C-7/C-8 AMRAAM), bersama dengan 596 Peluncur Rel Rudal LAU-128, peralatan pendukung, suku cadang, sebagai serta dukungan teknis dan logistik.
Total perkiraan biaya kontrak adalah USD650 juta atau sekitar Rp9,3 triliun.
Rudal tersebut akan digunakan oleh armada varian tempur F-15 Arab Saudi serta Eurofigher Typhoon. Rudal AMRAAM adalah rudal jarak menengah yang menggunakan pelacak radar aktif "fire and forget". Rentang terjauh yang pernah tercatat untuk AMRAAM adalah 45 kilometer, dicapai oleh F-16 Turki melawan jet Angkatan Udara Suriah pada Maret 2020.
Jika Arab Saudi melanjutkan pembelian, itu akan menjadi rejeki nomplok bagi Raytheon. Untuk diketahui, sebelum ditunjuk menjadi Menteri Pertahanan kulit hitam pertama, Lloyd Austin duduk sebagai dewan direksi perusahaan pembuat rudal yang berbasis di Massachusetts itu setelah pensiun sebagai tentara.
"Badan Kerjasama Keamanan Pertahanan (DSCA) memberi tahu Kongres pada hari Kamis, sebagaimana diwajibkan oleh undang-undang, bahwa penjualan yang diusulkan akan mendukung kebijakan luar negeri AS dan keamanan nasional dengan membantu meningkatkan keamanan negara sahabat yang terus menjadi kekuatan penting untuk kemajuan politik dan ekonomi di Timur Tengah,” kaya Austin seperti dikutip dari Russia Today, Jumat (5/11/2021).
Departemen Luar Negeri AS juga menyiratkan bahwa rudal itu akan digunakan untuk melawan pesawat tak berawak, yang telah digunakan pemberontak Houthi untuk menyerang koalisi pimpinan Arab Saudi.
Riyadh telah meminta untuk membeli 280 Rudal Udara-ke-Udara Jarak Menengah Lanjutan (AIM-120C-7/C-8 AMRAAM), bersama dengan 596 Peluncur Rel Rudal LAU-128, peralatan pendukung, suku cadang, sebagai serta dukungan teknis dan logistik.
Total perkiraan biaya kontrak adalah USD650 juta atau sekitar Rp9,3 triliun.
Rudal tersebut akan digunakan oleh armada varian tempur F-15 Arab Saudi serta Eurofigher Typhoon. Rudal AMRAAM adalah rudal jarak menengah yang menggunakan pelacak radar aktif "fire and forget". Rentang terjauh yang pernah tercatat untuk AMRAAM adalah 45 kilometer, dicapai oleh F-16 Turki melawan jet Angkatan Udara Suriah pada Maret 2020.
Jika Arab Saudi melanjutkan pembelian, itu akan menjadi rejeki nomplok bagi Raytheon. Untuk diketahui, sebelum ditunjuk menjadi Menteri Pertahanan kulit hitam pertama, Lloyd Austin duduk sebagai dewan direksi perusahaan pembuat rudal yang berbasis di Massachusetts itu setelah pensiun sebagai tentara.
(ian)
tulis komentar anda