Sebut Eropa Akan Terkena Dampak Krisis di Afghanistan, Taliban: Berikan Uang Kami!

Sabtu, 30 Oktober 2021 - 06:54 WIB
Warga Afghanistan membeli roti yang dijajakan seorang pedagang keliling. FOTO/Reuters
KABUL - Taliban, kelompok yang kini menguasai Afghanistan mulai cemas karena uang tunai yang beredar di negara tersebut kian menipis. Taliban pun mendesak dunia internasional melepaskan dana milik Afghanistan yang disimpan di luar negeri.

Seperti dilaporkan Al Arabiya, Jumat (29/10/2021), Afghanistan memarkir aset miliaran dolar di luar negeri, yakni di Federal Reserve Amerika Serikat (AS) dan bank sentral lainnya di Eropa. Tetapi uang itu telah dibekukan sejak Taliban menggulingkan pemerintahan yang didukung Barat pada Agustus silam.



Imbasnya, Afghanistan kini berada di jurang kriris uang tunai, selain kriris migrasi. Kelaparan massal juga tengah mengintai negara itu. Untuk itu, Taliban mendesak pihak-pihak yang menahan dana mereka untuk melepaskan miliaran US Dollar dana milik Afghanistan.

“Uang itu milik negara Afghanistan. Beri saja kami uang kami sendiri," kata juru bicara Kementerian Keuangan Afghanistan, Ahmad Wali Haqmal kepada Reuters. “Membekukan uang ini tidak etis dan bertentangan dengan semua hukum dan nilai internasional,” lanjutnya.



Seorang pejabat tinggi bank sentral meminta negara-negara Eropa, termasuk Jerman untuk melepaskan bagian dari cadangan dana mereka untuk menghindari keruntuhan ekonomi yang dapat memicu migrasi massal ke Eropa.



"Situasinya putus asa dan jumlah uang tunai berkurang," ungkap Shah Mehrabi, anggota dewan Bank Sentral Afghanistan. “Tak ada cukup (dana) sekarang untuk menjaga Afghanistan sampai akhir tahun. Eropa akan terkena dampak paling parah, jika Afghanistan tidak mendapatkan akses ke uang ini," lanjut Mehrabi.

“Anda akan mendapat pukulan ganda karena rakyat Afghanistan tidak dapat menemukan roti dan tidak mampu membelinya. Orang akan putus asa. Mereka akan pergi ke Eropa,” tambahnya. Mehrabi berharap, meski AS mengaku tidak akan melepaskan dana USD9 miliar milik Afghanistan, ia tetap berharap negara-negara Eropa akan melepaskan dana milik Afghanistan tersebut.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More