Kisah Bapak Nuklir Pakistan Diburu CIA, MI6 dan Mossad tapi Selalu Lolos

Rabu, 13 Oktober 2021 - 02:23 WIB
Dr Abdul Qadeer Khan, Bapak bom nuklir Pakistan yang dimusuhi Barat meninggal dunia, Minggu (10/10/2021). Foto/REUTERS
ISLAMABAD - Dr Abdul Qadeer (AQ) Khan, ilmuwan yang dipuji-puji sebagai "Bapak Bom Nuklir Pakistan " meninggal di usia 85 tahun akibat COVID-19 pada Minggu (8/10/2021). Selama hidupnya, dia diburu para agen CIA Amerika Serikat (AS), MI6 Inggris, dan Mossad Israel karena berbagi rahasia pembuatan senjata nuklir dengan Korea Utara, Iran, dan Libya.

Lahir di India pada tahun 1936, Khan pindah bersama keluarganya ke Pakistan tahun 1952 setelah pemisahan kedua negara.





Tahun 1972, pada usia 36 tahun, dia dikirim untuk mengambil spesialisasi di laboratorium dan workshop Belanda, yang merupakan bagian dari konsorsium URENCO Eropa, membangun sentrifugal untuk memperkaya uranium.

Khan mencuri dokumen dan rencana mereka tetapi kemudian, pada tahun 1975, aksinya dibocorkan oleh intelijen Belanda. Khan akhirnya melarikan diri ke Pakistan. Setelah pulang ke Tanah Air, dia membujuk Perdana Menteri (PM) Pakistan Zulfiqar Ali Bhutto untuk memulai program nuklir untuk menandingi senjata nuklir India. PM Bhutto kala itu masih enggan.

Secara kebetulan, pada tahun yang sama, Arnon Milchan, calon taipan Hollywood dan kemudian menjadi mata-mata Israel, juga terlibat dalam pencurian serupa.

Menurut laporan yang ditulis penulis dan jurnalis Haaretz yang berbasis di Israel, Yossi Melman, Milchan dan unit intelijen "Biro Penghubung Ilmiah" Israel membeli gambar sentrifugal URENCO dari seorang insinyur Jerman dan membangun sentrifugal serupa di Dimona untuk senjata nuklir Israel.

Pakistan melakukan uji coba senjata nuklir publik pertamanya pada tahun 1998, ketika Nawaz Sharif menjadi perdana menteri, tetapi diyakini telah mencapai kemampuan nuklir setidaknya beberapa tahun sebelumnya.

Setelah membantu negara asalnya membangun persenjataan nuklir yang signifikan, Khan pensiun dan membuka bisnis swasta yang tidak biasa.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More