Dituduh Mencuri, 3 Staf Kedubes AS Terancam Diusir

Minggu, 10 Oktober 2021 - 08:45 WIB
Perselisihan itu adalah yang terbaru dalam serangkaian insiden setelah peracunan pada Agustus 2020 terhadap pemimpin oposisi Rusia Alexei Navalny, yang dipenjara pada Februari lalu atas tuduhan yang menurutnya politis. Maret lalu, Amerika Serikat memberlakukan sanksi terhadap tujuh pejabat Rusia di sekitar Presiden Vladimir Putin, memblokir akses mereka ke berbagai aset AS.

Di antara mereka yang masuk daftar hitam oleh Departemen Keuangan AS adalah Andrei Yarin, kepala direktorat kebijakan domestik Kremlin; Alexander Bortnikov, direktur dinas intelijen domestik Rusia, Dinas Keamanan Federal (FSB); dan wakil menteri pertahanan Alexei Krivoruchko dan Pavel Popov.

Pada bulan April, Washington mengusir 10 diplomat Rusia dan memberlakukan lebih banyak sanksi terhadap beberapa individu dan perusahaan Rusia, dengan mengatakan mereka terkait dengan kegiatan memfitnah Rusia.

Sebagai tanggapan, Moskow menyarankan Duta Besar AS John Sullivan untuk pulang ke Washington guna berkonsultasi dan memanggil duta besarnya sendiri untuk Washington, Anatoly Antonov.

Sullivan menolak "rekomendasi" awal untuk pulang ke AS dari Yuri Usakov, seorang ajudan utama kebijakan luar negeri Putin, namun ia kemudian terbang keluar segera setelah itu.

Sebagai bagian dari tanggapannya, Rusia juga melarang delapan mantan dan pejabat AS saat ini memasuki Rusia dan melarang Kedutaan Besar AS mempekerjakan warga negara Rusia atau negara ketiga. Langkah itu membuat bagian visa Kedutaan Besar AS memperlambat penerbitan visanya karena kekurangan staf.



Kedua duta besar telah kembali ke pos mereka pada bulan Juni, setelah sedikit mencairnya hubungan setelah pertemuan bulan itu antara Presiden Biden dan Putin di Helsinki.

Namun, hubungan tetap membeku, sementara pembicaraan sedang berlangsung di bidang-bidang di mana tampaknya ada potensi kerja sama dalam isu-isu seperti pembatasan senjata strategis dan perubahan iklim.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
(ian)
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More