Pembangkit Listrik Terbesar Dimatikan, Lebanon Gelap Gulita

Minggu, 10 Oktober 2021 - 07:08 WIB
Lebanon dilanda gelap gulita setelah dua pembangkit listrik besarnya dimatikan karena krisis bahan bakar. Foto/Russia Today
BEIRUT - Lebanon terpaksa mematikan dua pembangkit listrik terbesarnya karena kekurangan bahan bakar. Akibatnya, negara yang tengah dilanda krisis itu dilanda kegelapan.

Sebuah sumber pemerintah Lebanon mengatakan pemadaman listrik di negara berpenduduk hampir enam juta itu diperkirakan akan berlangsung selama beberapa hari.

“Jaringan listrik Lebanon benar-benar berhenti bekerja pada siang hari ini, dan sepertinya tidak akan berfungsi sampai Senin depan, atau selama beberapa hari,” kata pejabat itu kepada Reuters yang dinukil Russia Today, Minggu (10/10/2021).



Ia mengatakan pihak berwenang akan berusaha menggunakan cadangan minyak militer sehingga pembangkit listrik untuk sementara dapat melanjutkan operasi. Namun ia memperingatkan bahwa itu tidak akan terjadi dalam waktu dekat.



Pembangkit listrik Deir Ammar dan Zahrani yang terkena dampak krisis telah menyediakan 40% listrik bagi Lebanon, menurut operator mereka, Electricite Du Liban.

Fasilitas energi itu kehabisan bahan bakar karena pemerintah Lebanon kekurangan mata uang asing untuk membayar pemasok energi asing. Kapal-kapal yang membawa minyak dan gas dilaporkan menolak untuk berlabuh di Lebanon sampai pembayaran untuk pengiriman mereka dilakukan dalam dolar AS.

Pound Lebanon telah merosot 90% sejak 2019 di tengah krisis ekonomi yang semakin diperdalam oleh kebuntuan politik. Faksi-faksi yang bersaing belum dapat membentuk pemerintahan dalam 13 bulan terakhir sejak ledakan mematikan di pelabuhan Beirut, hanya menemukan titik temu setelah persetujuan kabinet baru pada bulan September.

Situasi pasokan listrik telah mengerikan di negara itu sebelum pemadaman total, dengan penduduk hanya bisa mendapatkan listrik selama dua jam sehari.

Beberapa penduduk mengandalkan generator diesel pribadi untuk mendapatkan listrik pada rumah mereka, tetapi perangkat keras semacam itu tidak tersedia di negara tersebut.

(ian)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More