Taliban Gagal Bayar Listrik, Kabul Terancam Gelap Gulita

Senin, 04 Oktober 2021 - 10:04 WIB
Para milisi Taliban menduduki istana presiden Afghanistan setelah Presiden Ashraf Ghani melarikan diri, Minggu (15/8/2021). Foto/Screenshot Al Jazeera/Twitter @latikambourke
KABUL - Taliban , penguasa baru Afghanistan , gagal membayar tagihan impor listrik dari para pemasok di Asia Tengah. Akibatnya, ibu kota setempat, Kabul, terancam gelap gulita saat musim dingin tiba.

Kondisi itu diungkap Daud Noorzai, yang baru saja mengundurkan diri sebagai Chief Executive Office (CEO) of Da Afghanistan Breshna Sherkat (DABS), perusahaan monopoli energi Afghanistan. Dia memilih mundur hampir dua minggu setelah Taliban mengambil alih kekuasaan Afghanistan pada 15 Agustus 2021.



"Konsekuensinya akan berlaku di seluruh negeri, tetapi terutama di Kabul. Akan ada pemadaman dan itu akan membawa Afghanistan kembali ke Abad Kegelapan dalam hal listrik dan telekomunikasi," kata Noorzai, yang tetap berhubungan dekat dengan manajemen DABS yang tersisa.

"Ini akan menjadi situasi yang sangat berbahaya," katanya lagi, seperti dikutip The Wall Street Journal, Senin (4/10/2021).



Impor listrik dari Uzbekistan, Tajikistan dan Turkmenistan menyumbang setengah dari konsumsi listrik Afghanistan secara nasional, dengan Iran menyediakan pasokan tambahan ke barat negara itu.

Produksi listrik dalam negeri, sebagian besar dari pembangkit listrik tenaga air, telah terpengaruh oleh kekeringan tahun ini.

Afghanistan tidak memiliki jaringan listrik nasional, dan Kabul hampir sepenuhnya bergantung pada listrik impor dari negara-negara Asia Tengah lainnya.

Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More