Rusia dan Taliban Bahas Kemungkinan Kunjungan Delegasi Pemerintah Kabul Ke Moskow
Jum'at, 24 September 2021 - 18:51 WIB
MOSKOW - Rusia dan Taliban sedang merundingkan kemungkinan kunjungan delegasi pemerintah Taliban tetapi terlalu dini untuk membahas rinciannya.
Pernyataan itu diungkapkan seorang sumber di Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Rusia kepada Sputnik pada Jumat (24/9/2021).
"Ini sedang dinegosiasikan, tetapi terlalu dini untuk membahas detailnya," ungkap sumber itu.
Sebelumnya, Wakil Menteri Kebudayaan dan Informasi Afghanistan Zabihullah Mujahid mengatakan kepada Sputnik bahwa pemerintah Taliban ingin berkunjung ke Moskow.
Gerakan Taliban mengambil alih Afghanistan pada Agustus dan memasuki Kabul pada 15 Agustus, mengumumkan akhir perang di sana.
Provinsi terakhir yang melawan Taliban, Panjshir, direbut pada 6 September. Saat ini para pejuang anti-Taliban menyingkir ke wilayah pegunungan sekitar Panjshir.
Taliban kemudian membentuk pemerintahan sementara, dengan Mohammad Hasan Akhund di puncak pemerintahan.
Akhund menjabat sebagai menteri luar negeri selama pemerintahan Taliban pertama.
Lihat Juga: Negara Pendiri BRICS yang Mulai Ragu Tinggalkan Dolar AS, Salah Satunya Musuh Amerika Serikat
Pernyataan itu diungkapkan seorang sumber di Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Rusia kepada Sputnik pada Jumat (24/9/2021).
"Ini sedang dinegosiasikan, tetapi terlalu dini untuk membahas detailnya," ungkap sumber itu.
Sebelumnya, Wakil Menteri Kebudayaan dan Informasi Afghanistan Zabihullah Mujahid mengatakan kepada Sputnik bahwa pemerintah Taliban ingin berkunjung ke Moskow.
Gerakan Taliban mengambil alih Afghanistan pada Agustus dan memasuki Kabul pada 15 Agustus, mengumumkan akhir perang di sana.
Provinsi terakhir yang melawan Taliban, Panjshir, direbut pada 6 September. Saat ini para pejuang anti-Taliban menyingkir ke wilayah pegunungan sekitar Panjshir.
Taliban kemudian membentuk pemerintahan sementara, dengan Mohammad Hasan Akhund di puncak pemerintahan.
Akhund menjabat sebagai menteri luar negeri selama pemerintahan Taliban pertama.
Lihat Juga: Negara Pendiri BRICS yang Mulai Ragu Tinggalkan Dolar AS, Salah Satunya Musuh Amerika Serikat
(sya)
tulis komentar anda