Taliban Berkuasa, Tukang Pangkas Rambut Menderita

Rabu, 22 September 2021 - 11:36 WIB
Tukang pangkas rambut itu, yang telah berkecimpung dalam bisnis selama 15 tahun setelah memulai sebagai magang muda, mengatakan penurunan telah menyebabkan pendapatan hariannya anjlok dari USD15 atau sekitar Rp213 ribu menjadi antara Rp71 ribu hingga Rp99 ribu.

Di tempat lain, Mohammad Yousefi (32) mengatakan bahwa dia harus menurunkan harga secara dramatis. Jika sebelumnya pangkas rambut dikenakan tarif Rp85 ribu, kini hanya Rp14 ribu. Itu dilakukan untuk menjaga tokonya tetap berjalan.

"Karena situasi Taliban, pelanggan memiliki pendapatan lebih sedikit dan mereka membayar kami lebih sedikit," ucapnya.

Yousefi mengatakan bahwa setelah kelompok Islam garis keras menguasai negara itu, warga Afghanistan secara tiba-tiba ingin membuat diri mereka terlihat seperti Taliban.

“Ini tidak seperti Taliban yang modis, tetapi orang-orang tidak mencukur janggut mereka karena Taliban akan berhenti dan bertanya kepada mereka tentang hal itu,” ungkapnya.

"Mereka mengatakan itu tidak dalam hukum syariah, dan laki-laki harus memiliki janggut dan rambut panjang," terangnya.



Di toko pangkas rambut Ali Reza (36), lampu sorot merah muda menyinari pelanggan dan rak-rak dipenuhi kaleng semprotan rambut, gel, mousse, cologne, dan masker wajah.

Tukang pangkas dengan cekatan memotong guntingnya di atas janggut pelanggan saat klien yang tengah menunggu mendiskusikan politik Afghanistan.

Dua muridnya - keponakan Reza yang berusia 11 tahun, Sobhan dan Mohsan, 14 tahun - mengawasi setiap gerakannya, merapikan sikat, sisir dan gunting listrik, serta membantu membuka pisau silet.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More