Malu Ketahuan Telantarkan 10.000 Migran di Texas, AS Larang Drone Terbang

Jum'at, 17 September 2021 - 16:55 WIB
Senator Ted Cruz menunjukkan lebih dari 10.500 migran telantar di bawah jembatan di Del Rio, Texas, Amerika Serikat. Foto/Twitter/@tedcruz
TEXAS - Administrasi Penerbangan Federal Amerika Serikat (FAA) melarang drone terbang di atas jembatan Texas selatan, tempat lebih dari 10.000 migran berkumpul.

Larangan itu untuk mencegah media merekam kondisi para migran yang telantar di lokasi tersebut.

Pemberitahuan FAA yang dikeluarkan pada Kamis malam (16/9/2021) mengumumkan zona larangan terbang dua pekan untuk sistem pesawat tak berawak (UAS atau drone) di atas Jembatan Del Rio di Texas selatan, dengan alasan "alasan keamanan khusus."





Sekelompok besar migran telah berkumpul di bawah jembatan dalam beberapa hari terakhir, dengan Walikota Del Rio Bruno Lozano menempatkan angka lebih dari 10.500 orang pada Kamis malam.



Lozano meminta Presiden AS Joe Biden mengatasi "krisis yang sedang berlangsung" di kota perbatasan Texas tersebut.



Larangan drone FAA pertama kali dilaporkan afiliasi Fox News lokal, yang sebelumnya menangkap rekaman udara dramatis yang menunjukkan sejumlah besar migran yang berjejalan di bawah jembatan.

Saat rekaman itu beredar pada Kamis pagi, diperkirakan sekitar 8.200 orang berada di tempat tersebut, meskipun walikota memperkirakan kerumunan telah bertambah sekitar 2.000 atau lebih dalam beberapa jam sejak itu.

Banyak dari migran adalah warga Haiti yang tampaknya melarikan diri dari bencana alam dan pergolakan politik baru-baru ini di negara asal mereka.

Pemberitahuan awal FAA hanya mengutip kekhawatiran "keamanan" yang tidak jelas, pernyataan yang diperoleh Fox mengatakan zona larangan terbang diberlakukan atas permintaan Patroli Perbatasan AS, yang mengklaim drone "mengganggu penerbangan penegakan hukum di perbatasan.”

FAA menambahkan, bagaimanapun, outlet media mungkin dapat meminta pengecualian untuk terus mengoperasikan drone di wilayah tersebut.

Senator Ted Cruz dari Partai Republik Texas juga membagikan cuplikan dari tempat tersebut setelah melakukan kunjungan ke sana.

Dia mengambil kesempatan mengecam Biden dan penanganan pemerintahannya atas apa yang disebutnya “krisis buatan manusia” di perbatasan.

“Di bawah jembatan di belakang saya ada 10.503 orang. Ini adalah krisis yang sedang berlangsung,” ujar Cruz dalam satu klip.

Dia menambahkan jumlah migran telah tumbuh lebih dari sepuluh kali lipat dalam periode satu pekan karena keputusan baru-baru ini oleh Gedung Putih untuk membekukan deportasi kembali pada Haiti.

Delapan hari kemudian, 700 orang menjadi 10.503. “Ini adalah bencana ... ini adalah hasil dari keputusan politik, dan Joe Biden dapat mengakhiri ini besok hanya dengan mengikuti hukum dan mengembalikan penerbangan deportasi,” ungkap Cruz.

Gubernur Texas Greg Abbott juga membidik Biden atas masalah perbatasan, dengan mengatakan tanggapan pemerintah "mengerikan" dan salah satu "kelalaian belaka."

Sebelumnya pada Kamis, gubernur mengarahkan pemerintah setempat menutup enam titik masuk di sepanjang perbatasan selatan “untuk menghentikan karavan (migran) ini agar tidak menyerbu negara bagian kita.”

Del Rio hanyalah salah satu dari tiga lusin titik penyeberangan seperti itu di sepanjang perbatasan Texas-Meksiko.

Migran yang tiba di penyeberangan ini dapat mengklaim suaka atau menyerahkan diri mereka ke Patroli Perbatasan untuk ditangkap dan kemudian dilepaskan ke AS, dengan kebijakan 'tangkap dan lepas' era Barack Obama yang diberlakukan kembali oleh Presiden Biden awal tahun ini.

Biden juga berusaha membatalkan kebijakan 'Tetap di Meksiko' yang diterapkan mantan presiden Donald Trump, yang memaksa pencari suaka tertentu menunggu proses imigrasi di luar AS.

Mahkamah Agung (MA) telah membatalkan langkah tersebut, dengan alasan Biden tidak mengikuti langkah-langkah yang tepat untuk mengakhiri latihan.
(sya)
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More