Iran: Kesalahan Terbesar ‘Pemerintah Boneka’ Afghanistan adalah Percaya pada AS

Senin, 06 September 2021 - 15:46 WIB
Iran menyebut, telah menjadi kesalahan strategis bagi pemerintah boneka Afghanistan untuk mempercayai Amerika Serikat untuk membawa keamanan ke negara itu. Foto/REUTERS
TEHERAN - Telah menjadi kesalahan strategis bagi “pemerintah boneka” Afghanistan untuk mempercayai Amerika Serikat (AS) untuk membawa keamanan ke negara itu. Hal itu diutarakan ketua Parlemen Iran, Mohammad Baqer Ghalibaf.

Dia mengatakan bahwa ketidakpuasan publik dengan kehadiran militer Amerika selama 20 tahun dan kelambanan pemerintah pro-AS yang harus disalahkan atas pengambilalihan cepat Taliban atas Afghanistan bulan lalu.

“Setelah 20 tahun memerintah di bawah pemerintah (berorientasi) Amerika dan terlepas dari semua slogan dan harapan, (Afghanistan) tidak hanya membuat kemajuan nyata dalam infrastruktur ekonomi dan kesejahteraan publik, tetapi bahkan kebutuhan paling dasar dari masyarakat sipil, yaitu keamanan, belum terpenuhi di negara itu,” kata Ghalibaf.



Ghalibaf menuturkan, penarikan pasukan barat yang kacau dari negara yang selesai pada 30 Agustus telah menunjukkan bahwa kekuatan global Amerika sedang menurun.

Ketika pasukan Taliban mendekati pinggiran Kabul pada tanggal 15 Agustus, yang sangat mengejutkan badan intelijen Amerika yang dilaporkan tidak mengharapkan kelompok itu untuk mencoba merebut kekuasaan dengan begitu cepat, Presiden Afghanistan, Ashraf Ghani melarikan diri dari negara itu.

Ghani, mengatakan dia melarikan diri dari negara itu untuk mencegah “pertumpahan darah” lebih lanjut di negara itu.

Taliban dilaporkan menawarkan AS kesempatan untuk bertanggung jawab mengamankan Kabul setelah kepergian Ghani, tetapi otoritas Amerika tampaknya menolak. Satu-satunya misi AS adalah mengevakuasi warga Amerika dan warga Afghanistan yang membantu mereka.
(ian)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More