Pentagon: Serangan Drone Tewaskan 2 Petinggi ISIS-K
Minggu, 29 Agustus 2021 - 07:54 WIB
Perencana ISIS-K yang tidak disebutkan namanya sedang mengendarai kendaraan dengan satu rekan pada saat serangan, sedang mengemudi di daerah terpencil. Para pejabat pertahanan mengatakan serangan itu dilakukan oleh pesawat tak berawak MQ-9 Reaper dan amunisi yang dipilih presisi dan untuk meminimalkan korban sipil.
Sebelumnya Presiden AS Joe Biden telah bersumpah dalam pidatonya bahwa AS akan menanggapi serangan itu "dengan kekuatan."
"Kepada mereka yang melakukan serangan ini, serta siapa pun yang ingin membahayakan Amerika, ketahuilah ini: Kami tidak akan memaafkan. Kami tidak akan melupakan. Kami akan memburu Anda dan membuat Anda membayarnya," kata Biden beberapa jam setelah serangan bandara Kabul yang menewaskan 13 tentara AS dan lebih dari 100 warga sipil Afghanistan.
Dia mengulangi sumpah itu pada hari Sabtu.
"Serangan ini bukan yang terakhir. Kami akan terus memburu siapa pun yang terlibat dalam serangan keji itu dan membuat mereka membayar. Setiap kali ada yang berusaha untuk menyakiti Amerika Serikat atau menyerang pasukan kami, kami akan merespons," tegasnya.
"Situasi di lapangan terus menjadi sangat berbahaya, dan ancaman serangan teroris di bandara tetap tinggi. Komandan kami memberi tahu saya bahwa serangan sangat mungkin terjadi dalam 24-36 jam ke depan," imbuhnya.
Taliban mengutuk serangan itu, dengan mengatakan itu adalah pelanggaran kedaulatan.
“Afghanistan sekarang adalah negara merdeka dan jika ada masalah, kami di sini untuk menanganinya. Ini adalah pelanggaran langsung terhadap kedaulatan negara kami,” kata juru bicara Taliban Zabihullah Mujahideen kepada NBC News, seraya menambahkan bahwa tidak ada orang lain yang memiliki hak untuk melakukan aktivitas apa pun di negara mereka.
Sebelumnya Presiden AS Joe Biden telah bersumpah dalam pidatonya bahwa AS akan menanggapi serangan itu "dengan kekuatan."
"Kepada mereka yang melakukan serangan ini, serta siapa pun yang ingin membahayakan Amerika, ketahuilah ini: Kami tidak akan memaafkan. Kami tidak akan melupakan. Kami akan memburu Anda dan membuat Anda membayarnya," kata Biden beberapa jam setelah serangan bandara Kabul yang menewaskan 13 tentara AS dan lebih dari 100 warga sipil Afghanistan.
Dia mengulangi sumpah itu pada hari Sabtu.
"Serangan ini bukan yang terakhir. Kami akan terus memburu siapa pun yang terlibat dalam serangan keji itu dan membuat mereka membayar. Setiap kali ada yang berusaha untuk menyakiti Amerika Serikat atau menyerang pasukan kami, kami akan merespons," tegasnya.
"Situasi di lapangan terus menjadi sangat berbahaya, dan ancaman serangan teroris di bandara tetap tinggi. Komandan kami memberi tahu saya bahwa serangan sangat mungkin terjadi dalam 24-36 jam ke depan," imbuhnya.
Taliban mengutuk serangan itu, dengan mengatakan itu adalah pelanggaran kedaulatan.
“Afghanistan sekarang adalah negara merdeka dan jika ada masalah, kami di sini untuk menanganinya. Ini adalah pelanggaran langsung terhadap kedaulatan negara kami,” kata juru bicara Taliban Zabihullah Mujahideen kepada NBC News, seraya menambahkan bahwa tidak ada orang lain yang memiliki hak untuk melakukan aktivitas apa pun di negara mereka.
tulis komentar anda