Inggris Serukan Respon Global Terkait Laporan Iklim PBB
Senin, 09 Agustus 2021 - 18:23 WIB
LONDON - Inggris menyerukan tindakan global yang mendesak dalam menanggapi laporan PBBtentang sains perubahan iklim . Di mana, laporan itu mengatakan bahwa bumi semakin lebih panas dari yang diperkirakan sebelumnya.
Laporan yang dirilis oleh Panel Antarpemerintah PBB tentang Perubahan Iklim (IPCC) ini merupakan peringatan keras dari para ilmuwan di seluruh dunia bahwa aktivitas manusia telah merusak planet ini pada tingkat yang mengkhawatirkan.
Laporan tersebut memperingatkan bahwa perubahan iklim telah berdampak di setiap wilayah di seluruh dunia dan bahwa tanpa tindakan segera untuk membatasi pemanasan, gelombang panas, curah hujan yang tinggi, kekeringan dan hilangnya es Laut Arktik, lapisan salju, dan lapisan es, semuanya akan meningkat. Sementara penyerap karbon akan menjadi kurang efektif dalam memperlambat pertumbuhan karbondioksida di atmosfer.
Itu juga menyoroti bahwa pengurangan emisi global menjadi nol bersih, yang dimulai segera, pada pertengahan abad akan memberikan peluang bagus untuk membatasi pemanasan global hingga 1,5 derajat celcius dalam jangka panjang dan membantu menghindari dampak terburuk dari perubahan iklim.
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengatakan, laporan itui menjadi topik yang serius, dan jelas bahwa dekade berikutnya akan menjadi sangat penting untuk mengamankan masa depan planet ini.
“Kami tahu apa yang harus dilakukan untuk membatasi pemanasan global – menghentikan penggunaan batu bara dan beralih ke sumber energi bersih, melindungi alam, dan menyediakan pendanaan iklim untuk negara-negara di garis depan,” ujar Johnson
Lebih lanjut Johnson menjelaskan bahwa Inggris memimpin dan mendekarbonisasi ekonominya lebih cepat daripada negara mana pun di G20 selama dua dekade terakhir.
“Saya berharap laporan IPCC hari ini akan menjadi peringatan bagi dunia untuk mengambil tindakan sekarang, sebelum kita bertemu di Glasgow pada bulan November untuk KTT COP26 yang penting,” ujarnya, seperit dikutip siaran pers Kedutaan Besar Inggris di Jakarta yang diterima Sindonews pada Senin (9/8/2021).
Presiden COP26, Alok Sharma mengatakan sains sudah jelas, dampak krisis iklim dapat terlihat di seluruh dunia dan jika tidak bertindak sekarang, maka kita akan terus melihat dampak terburuk pada kehidupan, mata pencaharian dan habitat alam.
“Pesan kami kepada setiap negara, pemerintah, bisnis, dan sebagian masyarakat sangat sederhana. Dekade berikutnya sangat menentukan, ikuti sains dan rangkul tanggung jawab Anda untuk menjaga tujuan 1,5C tetap berjalan,” jelas Sharma.
“Kita dapat melakukan ini bersama-sama, muncul dengan target pengurangan emisi 2030 yang ambisius dan strategi jangka panjang di jalur menuju nol bersih pada pertengahan abad, dan mengambil tindakan sekarang untuk mengakhiri penggunaan tenaga batu bara, mempercepat peluncuran kendaraan listrik, mengatasi deforestasi dan mengurangi emisi metana,” ujarnya.
Sementara itu, Duta Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste, Owen Jenkins mengatakan, laporan IPCC menjadi peringatan bagi kita untuk membulatkan tekad dan meningkatkan ambisi untuk mengurangi emisi.
“Kurang dari 90 hari sebelum konferensi COP26 dibuka di Glasgow, kami mempersiapkan upaya kami untuk mendorong semua negara, termasuk Indonesia sebagai mitra dekat kami, untuk mencapai tujuan ambisius yang dibutuhkan jika kita ingin mempertahankan target 1,5C yang ditetapkan dalam Perjanjian Paris, dalam jangkauan,” ungkap Owen.
Owen mengungkapkan bahwa Inggris dan Indonesia memiliki kemitraan jangka panjang dalam isu-isu iklim dan lingkungan.
Menyusul penyerahan Strategi Jangka PanjangIndonesia untuk mencapai emisi nol bersih pada 2060 ke UNFCCC pada tanggal 21 Juli lalu, Owen berharap dapat bekerja lebih erat dengan teman dan mitra di Indonesia menuju tujuan yang lebih ambisius demi menciptakan planet yang lebih aman dan lebih baik untuk semua.
Lihat Juga: Raja Charles III Ambil Barang Berharga dari Rumah Pangeran Andrew, Kesal Perintahnya Tak Dipatuhi
Laporan yang dirilis oleh Panel Antarpemerintah PBB tentang Perubahan Iklim (IPCC) ini merupakan peringatan keras dari para ilmuwan di seluruh dunia bahwa aktivitas manusia telah merusak planet ini pada tingkat yang mengkhawatirkan.
Laporan tersebut memperingatkan bahwa perubahan iklim telah berdampak di setiap wilayah di seluruh dunia dan bahwa tanpa tindakan segera untuk membatasi pemanasan, gelombang panas, curah hujan yang tinggi, kekeringan dan hilangnya es Laut Arktik, lapisan salju, dan lapisan es, semuanya akan meningkat. Sementara penyerap karbon akan menjadi kurang efektif dalam memperlambat pertumbuhan karbondioksida di atmosfer.
Itu juga menyoroti bahwa pengurangan emisi global menjadi nol bersih, yang dimulai segera, pada pertengahan abad akan memberikan peluang bagus untuk membatasi pemanasan global hingga 1,5 derajat celcius dalam jangka panjang dan membantu menghindari dampak terburuk dari perubahan iklim.
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengatakan, laporan itui menjadi topik yang serius, dan jelas bahwa dekade berikutnya akan menjadi sangat penting untuk mengamankan masa depan planet ini.
“Kami tahu apa yang harus dilakukan untuk membatasi pemanasan global – menghentikan penggunaan batu bara dan beralih ke sumber energi bersih, melindungi alam, dan menyediakan pendanaan iklim untuk negara-negara di garis depan,” ujar Johnson
Lebih lanjut Johnson menjelaskan bahwa Inggris memimpin dan mendekarbonisasi ekonominya lebih cepat daripada negara mana pun di G20 selama dua dekade terakhir.
“Saya berharap laporan IPCC hari ini akan menjadi peringatan bagi dunia untuk mengambil tindakan sekarang, sebelum kita bertemu di Glasgow pada bulan November untuk KTT COP26 yang penting,” ujarnya, seperit dikutip siaran pers Kedutaan Besar Inggris di Jakarta yang diterima Sindonews pada Senin (9/8/2021).
Presiden COP26, Alok Sharma mengatakan sains sudah jelas, dampak krisis iklim dapat terlihat di seluruh dunia dan jika tidak bertindak sekarang, maka kita akan terus melihat dampak terburuk pada kehidupan, mata pencaharian dan habitat alam.
“Pesan kami kepada setiap negara, pemerintah, bisnis, dan sebagian masyarakat sangat sederhana. Dekade berikutnya sangat menentukan, ikuti sains dan rangkul tanggung jawab Anda untuk menjaga tujuan 1,5C tetap berjalan,” jelas Sharma.
“Kita dapat melakukan ini bersama-sama, muncul dengan target pengurangan emisi 2030 yang ambisius dan strategi jangka panjang di jalur menuju nol bersih pada pertengahan abad, dan mengambil tindakan sekarang untuk mengakhiri penggunaan tenaga batu bara, mempercepat peluncuran kendaraan listrik, mengatasi deforestasi dan mengurangi emisi metana,” ujarnya.
Sementara itu, Duta Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste, Owen Jenkins mengatakan, laporan IPCC menjadi peringatan bagi kita untuk membulatkan tekad dan meningkatkan ambisi untuk mengurangi emisi.
“Kurang dari 90 hari sebelum konferensi COP26 dibuka di Glasgow, kami mempersiapkan upaya kami untuk mendorong semua negara, termasuk Indonesia sebagai mitra dekat kami, untuk mencapai tujuan ambisius yang dibutuhkan jika kita ingin mempertahankan target 1,5C yang ditetapkan dalam Perjanjian Paris, dalam jangkauan,” ungkap Owen.
Owen mengungkapkan bahwa Inggris dan Indonesia memiliki kemitraan jangka panjang dalam isu-isu iklim dan lingkungan.
Baca Juga
Menyusul penyerahan Strategi Jangka PanjangIndonesia untuk mencapai emisi nol bersih pada 2060 ke UNFCCC pada tanggal 21 Juli lalu, Owen berharap dapat bekerja lebih erat dengan teman dan mitra di Indonesia menuju tujuan yang lebih ambisius demi menciptakan planet yang lebih aman dan lebih baik untuk semua.
Lihat Juga: Raja Charles III Ambil Barang Berharga dari Rumah Pangeran Andrew, Kesal Perintahnya Tak Dipatuhi
(ian)
tulis komentar anda