Judoka Saudi Dihujat karena Ladeni Judoka Israel dan Kalah Telak Pula

Selasa, 03 Agustus 2021 - 11:20 WIB
Judoka Arab Saudi, Tahani Alqahtani (kiri), bertanding melawan judoka Israel, Raz Hershko, dalam Olimpiade Tokyo 2020. Foto/Twitter/@saudiolympic
RIYADH - Judoka Arab Saudi , Tahani Alqahtani, dihujat publik Arab melalui media sosial karena bertanding melawan rivalnya dari Israel , Raz Hershko, dalam Olimpiade Tokyo 2020. Dia semakin dipermalukan karena dalam pertandingan itu kalah telak dengan skor 11-0.

Alqahtani menolak mengikuti dua atlet Arab lainnya dalam kategori putra yang memboikot pertarungan mereka melawan rivalnya dari Israel.





Setelah Alqahtani kalah dari Raz Hershko dalam kategori judoka wanita di atas 78kg pada hari Sabtu, keduanya saling berpegangan tangan dan mengangkatnya ke udara sebagai tanda solidaritas.

Dalam sebuah pernyataan, Federasi Judo Internasional (IJF) memuji Alqahtani karena bersaing melawan rivalnya dari Israel, meskipun ada tekanan yang meningkat untuk memboikot pertandingan untuk mendukung perjuangan Palestina atas nama hak asasi manusia (HAM).

"Sekali lagi judo membuat sejarah dan membantu membangun dunia yang lebih baik, di mana rasa hormat adalah nilai inti dari hubungan manusia," kata IJF.

"Arab Saudi membuktikan bahwa, melalui olahraga, kita dapat melampaui perbedaan dan menjadikan olahraga sebagai kekuatan untuk menyatukan dunia."

Penggemar Olimpiade; Terrence Burns, yang membagikan foto Alqahtani dan Hershko mengangkat tangan mereka ke Twitter, menulis bahwa kedua atlet itu menunjukkan kepada dunia bagaimana seharusnya dilakukan.

Namun, warga Arab pengguna Twitter menyampaikan kemarahannya."Betapa rendahnya Anda untuk mendukung Israel sehingga terus mencabut seluruh bangsa, sungguh sampah!," kecam pengguna akun @HamzaTwelly yang akunnya menggunakan bendera nasional Irak.



Pengguna Twitter lainnya mengutuk dukungan online yang ditunjukkan kepada Israel sebagai akibat dari pertempuran yang secara terang-terangan mengabaikan kejahatan perang negara itu.

Alqahtani juga diserang karena melepas jilbabnya untuk pertandingan dan karena tidak mencetak satu poin pun sebelum akhirnya dinyatakan kalah telak.

"Anda memalukan, dipermalukan, dan tidak maju dengan tergesa-gesa menormalisasi lebih dari nol," tulis pengguna akun @saaed_bsharat dengan mem-posting judoka Arab Saudi mengangkat bendera putih dan dua judoka pria negara Arab lainnya mengibarkan bendera masing-masing melangkah pergi.

Reaksi terhadap Alqahtani dipandang sebagai potret peristiwa baru-baru ini di Arab Saudi sebagai negara Muslim yang dianggap berdiri untuk Islam dan prinsip-prinsipnya, namun perlahan menyesuaikan diri dengan Israel.

Pengguna Twitter Thayer Hijazi mengatakan: "Tahani Alqahtani tidak hanya mewakili dirinya sendiri, dia mewakili sifat tercela [Putra Mahkota Mohammad] bin Salman."

Israel sering dituduh menggunakan kehadirannya dalam acara olahraga dan budaya internasional sebagai sarana untuk "sportwash" atas pelanggaran hak asasi manusianya. Atlet Arab lainnya telah mengambil sikap publik terhadap normalisasi hubungan dengan kedok diplomasi dalam sportivitas.

Judoka Aljazair Fethi Nourine adalah yang pertama mundur dari nomor 73kg putra dalam Olimpiade Tokyo 2020 setelah dia tahu bahwa dia harus menghadapi petarung Israel Tohar Butbul di babak kedua.

Ini adalah kedua kalinya atlet tersebut mundur dari pertarungan putaran kedua melawan petarung Israel, yang pertama adalah pada Kejuaraan Dunia 2019 di Jepang. Saat itu, dia menjelaskan bahwa itu untuk menunjukkan solidaritasnya dengan Palestina.

Setelah Nourine meninggalkan Olimpiade Tokyo 2020, IJF mencabut akreditasi Olimpiadenya, dengan menyatakan; "Tindakannya bertentangan dengan filosofi kami."

"Kami bekerja keras untuk mencapai Olimpiade...tetapi perjuangan Palestina lebih besar dari semua ini," kata Nourine, menyatakan keputusannya sebagai hal "final."

Dengan absennya Nourine, judoka Sudan; Mohamed Abdalrasool, yang secara otomatis memenuhi syarat untuk menghadapi Butbul, juga mengundurkan diri.

Pertandingan tersebut terjadi dua bulan setelah pemboman 11 hari Israel di Gaza, yang menewaskan sekitar 250 warga Palestina, termasuk 66 anak-anak, dan di mana menteri luar negeri Arab Saudi mengecam "pelanggaran mencolok" Israel terhadap hak-hak warga Palestina.
(min)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More