Kembangkan Jet Tempur Tempest, Inggris Beri Kontrak Rp5 Triliun ke BAE Systems
Jum'at, 30 Juli 2021 - 04:10 WIB
LONDON - Pemerintah Inggris telah memberikan kontrak senilai sekitar £250 juta (lebih dari Rp5 triliun) kepada raksasa teknik BAE Systems untuk memajukan desain dan pengembangan jet tempur Tempest .
Penandatanganan perjanjian menandai dimulainya program Tempest disampaikan oleh konsorsium perusahaan termasuk BAE Systems, Kementerian Pertahanan (MoD), Leonardo UK, MBDA UK, dan Rolls-Royce.
Konsorsium akan bekerja dengan mitra internasional untuk mengembangkan apa yang disebut "Future Combat Air System [Sistem Udara Tempur Masa Depan]", yang akan digunakan oleh Angkatan Udara Kerajaan Inggris untuk tetap di depan ancaman yang berkembang.
Tempest dirancang untuk menjadi jet tempur generasi keenam. Rencananya, pesawat ini akan terbang perdana pada 2035 mendatang. Swedia, Italia, Jepang dan Turki telah disebut-sebut akan menjadi mitra internasional dalam pengembangan pesawat tersebut. Namun, sejauh ini baru Swedia dan Italia yang serius bergabung.
Menurut laporan terbaru oleh kantor jasa profesional PwC, proyek ini akan mendukung rata-rata 21.000 pekerjaan per tahun, dengan 70% dari nilai yang dihasilkan di Barat Laut, Barat Daya dan Timur Inggris. Di Barat Daya saja, proyek ini diharapkan dapat menciptakan 2.000 pekerjaan per tahun.
Pendanaan terbaru akan melihat para mitra mengembangkan berbagai konsep digital, menanamkan alat dan teknik baru untuk membentuk desain akhir dan persyaratan kemampuan Tempest.
"Berita [ini] adalah langkah penting untuk merancang dan membangun sistem udara tempur baru yang akan meningkatkan industri kami yang sudah terkemuka di dunia dan pada akhirnya membuat kami tetap aman selama sisa abad ini," kata Menteri Pertahanan Ben Wallace.
Pemerintah menginvestasikan £2 miliar selama empat tahun ke dalam proyek tersebut. Di seluruh Inggris secara keseluruhan, aktivitas udara tempur dari mitra Team Tempest diharapkan berkontribusi £100,1 miliar untuk ekonomi Inggris dan mendukung 62.000 pekerjaan per tahun antara tahun 2021 dan 2050.
Penandatanganan perjanjian menandai dimulainya program Tempest disampaikan oleh konsorsium perusahaan termasuk BAE Systems, Kementerian Pertahanan (MoD), Leonardo UK, MBDA UK, dan Rolls-Royce.
Konsorsium akan bekerja dengan mitra internasional untuk mengembangkan apa yang disebut "Future Combat Air System [Sistem Udara Tempur Masa Depan]", yang akan digunakan oleh Angkatan Udara Kerajaan Inggris untuk tetap di depan ancaman yang berkembang.
Baca Juga
Tempest dirancang untuk menjadi jet tempur generasi keenam. Rencananya, pesawat ini akan terbang perdana pada 2035 mendatang. Swedia, Italia, Jepang dan Turki telah disebut-sebut akan menjadi mitra internasional dalam pengembangan pesawat tersebut. Namun, sejauh ini baru Swedia dan Italia yang serius bergabung.
Menurut laporan terbaru oleh kantor jasa profesional PwC, proyek ini akan mendukung rata-rata 21.000 pekerjaan per tahun, dengan 70% dari nilai yang dihasilkan di Barat Laut, Barat Daya dan Timur Inggris. Di Barat Daya saja, proyek ini diharapkan dapat menciptakan 2.000 pekerjaan per tahun.
Pendanaan terbaru akan melihat para mitra mengembangkan berbagai konsep digital, menanamkan alat dan teknik baru untuk membentuk desain akhir dan persyaratan kemampuan Tempest.
"Berita [ini] adalah langkah penting untuk merancang dan membangun sistem udara tempur baru yang akan meningkatkan industri kami yang sudah terkemuka di dunia dan pada akhirnya membuat kami tetap aman selama sisa abad ini," kata Menteri Pertahanan Ben Wallace.
Pemerintah menginvestasikan £2 miliar selama empat tahun ke dalam proyek tersebut. Di seluruh Inggris secara keseluruhan, aktivitas udara tempur dari mitra Team Tempest diharapkan berkontribusi £100,1 miliar untuk ekonomi Inggris dan mendukung 62.000 pekerjaan per tahun antara tahun 2021 dan 2050.
tulis komentar anda