PM Malaysia: Patuhi Aturan Pembatasan Covid-19 Adalah Jihad
Selasa, 20 Juli 2021 - 11:05 WIB
KUALA LUMPUR - Perdana Menteri Malaysia , Muhyiddin Yassin mengibaratkan pengorbanan yang dilakukan dalam mematuhi prosedur operasi standar (SOP) untuk menahan laju Covid-19 sebagai jihad besar untuk menyelamatkan nyawa. Malaysia menerapkan sejumlah pembatasan selama perayaan Idul Adha, termasuk dilarang melakukan perjalanan lintas wilayah dan mengunjungi rumah kerabat.
Muhyiddin mengatakan, meskipun pemerintah Malaysia telah memberlakukan beberapa pembatasan yang ditetapkan oleh Dewan Keamanan Nasional (MKN), warga masih bisa merayakan Idul Adha. Tetapi, jelasnya, perayaan itu hanya di lingkup terbatas.
“Artinya, masing-masing dari kalian harus tetap berada di rumah dan merayakan Idul Adha bersama keluarga secara moderat. Pedoman dan SOP yang dikeluarkan oleh pihak berwenang harus dipatuhi karena juga dimaksudkan untuk memenuhi tuntutan agama dalam menyelamatkan hidup kita dari bahaya Covid-19," ucapnya.
Dia kemudian mengatakan, selain salat Idul Adha, pemerintah Malaysia juga akan kembali mengizinkan salat Jumat berjamaah, dengan jumlah maksimal jamaah dalam satu masjid adalah 50 orang.
"Namun, SOP akan diputuskan sesuai dengan persyaratan masing-masing negara bagian atas persetujuan penguasa (Raja) wilayah masing-masing," ucapnya, seperti dilansir Bernama pada Selasa (20/7/2021).
Dia mengatakan garda terdepan yang terdiri dari tenaga kesehatan, aparat keamanan, pegawai negeri sipil, relawan dan lembaga swadaya masyarakat (LSM), telah menunjukkan pengorbanan besar dalam memerangi Covid-19 sejak tahun lalu.
“Saya sangat mengapresiasi pengorbanan dan saya doakan pengorbanan para garda terdepan ini, dan masyarakat pada umumnya, akan dibalas oleh Allah SWT,” ujarnya.
Sementara itu, kata Muhyiddin, umat Islam juga banyak yang putus asa karena harus menunda haji tahun ini, menyusul keputusan pemerintah Arab Saudi untuk tidak mengizinkan orang asing menunaikan ibadah haji karena situasi Covid-19.
Terkait hal ini, dia berharap umat Islam menerima keputusan ini dengan kesabaran dan pikiran terbuka.
Muhyiddin mengatakan, meskipun pemerintah Malaysia telah memberlakukan beberapa pembatasan yang ditetapkan oleh Dewan Keamanan Nasional (MKN), warga masih bisa merayakan Idul Adha. Tetapi, jelasnya, perayaan itu hanya di lingkup terbatas.
“Artinya, masing-masing dari kalian harus tetap berada di rumah dan merayakan Idul Adha bersama keluarga secara moderat. Pedoman dan SOP yang dikeluarkan oleh pihak berwenang harus dipatuhi karena juga dimaksudkan untuk memenuhi tuntutan agama dalam menyelamatkan hidup kita dari bahaya Covid-19," ucapnya.
Dia kemudian mengatakan, selain salat Idul Adha, pemerintah Malaysia juga akan kembali mengizinkan salat Jumat berjamaah, dengan jumlah maksimal jamaah dalam satu masjid adalah 50 orang.
"Namun, SOP akan diputuskan sesuai dengan persyaratan masing-masing negara bagian atas persetujuan penguasa (Raja) wilayah masing-masing," ucapnya, seperti dilansir Bernama pada Selasa (20/7/2021).
Dia mengatakan garda terdepan yang terdiri dari tenaga kesehatan, aparat keamanan, pegawai negeri sipil, relawan dan lembaga swadaya masyarakat (LSM), telah menunjukkan pengorbanan besar dalam memerangi Covid-19 sejak tahun lalu.
“Saya sangat mengapresiasi pengorbanan dan saya doakan pengorbanan para garda terdepan ini, dan masyarakat pada umumnya, akan dibalas oleh Allah SWT,” ujarnya.
Sementara itu, kata Muhyiddin, umat Islam juga banyak yang putus asa karena harus menunda haji tahun ini, menyusul keputusan pemerintah Arab Saudi untuk tidak mengizinkan orang asing menunaikan ibadah haji karena situasi Covid-19.
Terkait hal ini, dia berharap umat Islam menerima keputusan ini dengan kesabaran dan pikiran terbuka.
tulis komentar anda