Rezim Kim Jong-un Ancam Eksekusi Warga Korut Pengguna Bahasa Gaul Korsel
Senin, 19 Juli 2021 - 14:06 WIB
PYONGYANG - Rezim Kim Jong-un mengacam akan memberikan hukuman berat termasuk penjara dan eksekusi mati terhadap anak-anak muda Korea Utara (Korut) jika mereka menggunakan bahasa gaul dari Korea Selatan (Korsel).
Media pemerintah Korut, Rodong Sinmun, dalam laporannya mendesak para pemuda untuk menggunakan dialek Korea Utara yang "superior" atau mereka bisa menghadapi hukuman berat.
"Penetrasi ideologis dan budaya di bawah papan warna-warni borjuasi bahkan lebih berbahaya daripada musuh yang mengambil senjata," tulis surat kabar pemerintah tersebut.
Larangan penggunaan bahasa gaul Korsel itu bahkan masuk dalam amandemen undang-undang yang sebelumnya memasukkan mode dan gaya rambut asing sebagai hal yang terlarang.
Kantor berita BBC pada Senin (19/7/2021) melaporkan para remaja Korea Utara telah diberitahu kembali tentang bahaya mengikuti budaya pop Korea Selatan sebagai bagian dari tindakan keras terhadap undang-undang baru di negara bagian yang terisolasi itu.
Yang Moo-Jin, profesor di University of North Korean Studies, mengatakan kepada Korean Herald: "Kim sangat menyadari bahwa K-pop atau budaya Barat dapat dengan mudah meresap ke dalam generasi muda."
"Dia tahu bahwa aspek budaya ini dapat membebani sistem. Jadi dengan menghapusnya, Kim mencoba mencegah masalah lebih lanjut di masa depan," ujarnya.
Media pemerintah Korut, Rodong Sinmun, dalam laporannya mendesak para pemuda untuk menggunakan dialek Korea Utara yang "superior" atau mereka bisa menghadapi hukuman berat.
"Penetrasi ideologis dan budaya di bawah papan warna-warni borjuasi bahkan lebih berbahaya daripada musuh yang mengambil senjata," tulis surat kabar pemerintah tersebut.
Larangan penggunaan bahasa gaul Korsel itu bahkan masuk dalam amandemen undang-undang yang sebelumnya memasukkan mode dan gaya rambut asing sebagai hal yang terlarang.
Kantor berita BBC pada Senin (19/7/2021) melaporkan para remaja Korea Utara telah diberitahu kembali tentang bahaya mengikuti budaya pop Korea Selatan sebagai bagian dari tindakan keras terhadap undang-undang baru di negara bagian yang terisolasi itu.
Yang Moo-Jin, profesor di University of North Korean Studies, mengatakan kepada Korean Herald: "Kim sangat menyadari bahwa K-pop atau budaya Barat dapat dengan mudah meresap ke dalam generasi muda."
"Dia tahu bahwa aspek budaya ini dapat membebani sistem. Jadi dengan menghapusnya, Kim mencoba mencegah masalah lebih lanjut di masa depan," ujarnya.
tulis komentar anda