Terinfeksi Dua Varian COVID-19 Sekaligus, Nenek 90 Tahun Meninggal
Senin, 12 Juli 2021 - 07:48 WIB
BRUSSELS - Seorang nenek berusia 90 tahun di Belgia meninggal tak lama setelah dites positif terinfeksi dua varian COVID-19 yang berbeda secara bersamaan.
Para peneliti mengatakan pasien lanjut usia itu kemungkinan tertular dari dua orang yang berbeda.
Kasus ini dilaporkan oleh para ilmuwan Belgia dalam European Congress of Clinical Microbiology and Infectious Diseases.
Pasien awalnya dirawat di sebuah rumah sakit di Aalst, Belgia, pada awal Maret setelah beberapa kali jatuh. Dia dinyatakan positif COVID-19 pada waktu yang sama saat dirawat. Dia tinggal sendirian, menerima perawatan di rumah, dan belum divaksinasi.
Pasien awalnya memiliki tingkat oksigen yang baik dan tidak ada masalah pernapasan. Namun, napasnya memburuk dengan cepat, dan dia meninggal lima hari kemudian.
Selama perawatan, dokter menemukan bahwa pasien telah terinfeksi dengan varian Alpha dan Beta dari COVID-19, yang sebelumnya dikenal sebagai strain Inggris dan Afrika Selatan.
“Ini adalah salah satu kasus koinfeksi pertama yang terdokumentasi dengan dua varian SARS-CoV-2 yang menjadi perhatian,” kata Anne Vankeerberghen, penulis utama laporan dan ahli biologi molekuler di Rumah Sakit OLV di Aalst.
Para peneliti mengatakan pasien lanjut usia itu kemungkinan tertular dari dua orang yang berbeda.
Kasus ini dilaporkan oleh para ilmuwan Belgia dalam European Congress of Clinical Microbiology and Infectious Diseases.
Pasien awalnya dirawat di sebuah rumah sakit di Aalst, Belgia, pada awal Maret setelah beberapa kali jatuh. Dia dinyatakan positif COVID-19 pada waktu yang sama saat dirawat. Dia tinggal sendirian, menerima perawatan di rumah, dan belum divaksinasi.
Pasien awalnya memiliki tingkat oksigen yang baik dan tidak ada masalah pernapasan. Namun, napasnya memburuk dengan cepat, dan dia meninggal lima hari kemudian.
Selama perawatan, dokter menemukan bahwa pasien telah terinfeksi dengan varian Alpha dan Beta dari COVID-19, yang sebelumnya dikenal sebagai strain Inggris dan Afrika Selatan.
“Ini adalah salah satu kasus koinfeksi pertama yang terdokumentasi dengan dua varian SARS-CoV-2 yang menjadi perhatian,” kata Anne Vankeerberghen, penulis utama laporan dan ahli biologi molekuler di Rumah Sakit OLV di Aalst.
Lihat Juga :
tulis komentar anda