Produksi Logam Uranium, Arab Saudi: Aktivitas Nuklir Iran Mengkhawatirkan
Jum'at, 09 Juli 2021 - 23:08 WIB
RIYADH - Seorang pejabat Kementerian Luar Negeri Arab Saudi mengatakan negara itu prihatin dengan peningkatan aktivitas nuklir Iran yang mengancam keamanan regional. Pernyataan itu dikeluarkan setelah Teheran memulai proses produksi logam uranium yang diperkaya.
Pengawas nuklir PBB pada hari Selasa mengatakan bahwa Iran telah memulai proses pengayaan, sebuah langkah yang dapat membantunya mengembangkan senjata nuklir dan dikritik oleh Amerika Serikat (AS) serta kekuatan Eropa.
Namun Iran mengatakan langkahnya ditujukan untuk mengembangkan bahan bakar untuk reaktor riset, bukan untuk memproduksi senjata nuklir.
Meski begitu, Washington dan sekutu Eropanya melihat langkah itu sebagai ancaman bagi pembicaraan tentang menghidupkan kembali perjanjian nuklir 2015 yang memberlakukan pembatasan aktivitas nuklir Iran dengan imbalan pencabutan sanksi internasional.
"Riyadh sangat prihatin dengan peningkatan laju kegiatan nuklir Iran dan pengembangan kemampuan yang tidak konsisten dengan tujuan damai," kata pejabat Saudi dalam menanggapi permintaan komentar Reuters yang dinukil Al Araby, Jumat (9/7/2021).
Pejabat itu mengatakan langkah Iran untuk memproduksi uranium yang diperkaya hingga 60% kemurnian fisil dan logam uranium hingga 20% mewakili ancaman yang meningkat terhadap keamanan regional dan non-proliferasi senjata.
"Mereka menghambat upaya untuk mengamankan kesepakatan nuklir komprehensif yang menjamin keamanan dan stabilitas global dan regional," kata pejabat itu.
Kekuatan global telah melakukan pembicaraan dengan Teheran sejak awal April untuk menghidupkan kembali kesepakatan 2015. Washington menarik diri dari pakta itu tiga tahun lalu, dan Iran telah menanggapi dengan secara bertahap melanggar pembatasannya.
Pengawas nuklir PBB pada hari Selasa mengatakan bahwa Iran telah memulai proses pengayaan, sebuah langkah yang dapat membantunya mengembangkan senjata nuklir dan dikritik oleh Amerika Serikat (AS) serta kekuatan Eropa.
Namun Iran mengatakan langkahnya ditujukan untuk mengembangkan bahan bakar untuk reaktor riset, bukan untuk memproduksi senjata nuklir.
Meski begitu, Washington dan sekutu Eropanya melihat langkah itu sebagai ancaman bagi pembicaraan tentang menghidupkan kembali perjanjian nuklir 2015 yang memberlakukan pembatasan aktivitas nuklir Iran dengan imbalan pencabutan sanksi internasional.
Baca Juga
"Riyadh sangat prihatin dengan peningkatan laju kegiatan nuklir Iran dan pengembangan kemampuan yang tidak konsisten dengan tujuan damai," kata pejabat Saudi dalam menanggapi permintaan komentar Reuters yang dinukil Al Araby, Jumat (9/7/2021).
Pejabat itu mengatakan langkah Iran untuk memproduksi uranium yang diperkaya hingga 60% kemurnian fisil dan logam uranium hingga 20% mewakili ancaman yang meningkat terhadap keamanan regional dan non-proliferasi senjata.
"Mereka menghambat upaya untuk mengamankan kesepakatan nuklir komprehensif yang menjamin keamanan dan stabilitas global dan regional," kata pejabat itu.
Kekuatan global telah melakukan pembicaraan dengan Teheran sejak awal April untuk menghidupkan kembali kesepakatan 2015. Washington menarik diri dari pakta itu tiga tahun lalu, dan Iran telah menanggapi dengan secara bertahap melanggar pembatasannya.
Lihat Juga :
tulis komentar anda