Presiden China Xi Jinping Sentil AS di Depan Parpol Seluruh Dunia
Rabu, 07 Juli 2021 - 12:13 WIB
BEIJING - Presiden China Xi Jinping mendesak partai politik (parpol) di seluruh dunia untuk menentang negara mana pun yang terlibat dalam "blokade teknologi", sebuah sindiran kepada Amerika Serikat (AS) yang memandang China sebagai pesaing strategisnya.
Ketika pemerintahan Presiden AS Joe Biden telah mencari dukungan dari negara-negara demokrasi yang berpikiran sama termasuk Uni Eropa dan Jepang untuk mengoordinasikan sikap yang lebih keras terhadap China, Beijing telah menggandakan upaya mencari dukungan dan penegasan dari negara-negara sahabat seperti Korea Utara dan Serbia.
"Bersama-sama, kita harus menentang semua tindakan unilateralisme atas nama multilateralisme, hegemoni, dan politik kekuasaan," kata Xi dalam pertemuan virtual perwakilan 500 parpol dari 160 negara termasuk Rusia, Zimbabwe, Kuba, dan Burkina Faso.
"Melihat dari sudut 'My Country First', dunia ini sempit dan penuh sesak, dan seringkali penuh dengan persaingan sengit," kata Xi menyentil pada kebijakan "America First" mantan Presiden AS Donald Trump seperti dikutip Reuters, Rabu (7/7/2021).
Xi memperbarui seruan untuk bekerja "membangun komunitas dengan masa depan bersama bagi umat manusia" dan mengatakan negara mana pun yang terlibat dalam "blokade teknologi" dan "pemisahan pembangunan" harus ditolak.
Diplomat China sering mengkritik Amerika Serikat karena diduga berusaha menghambat pembangunan China dengan memutus aksesnya ke teknologi AS.
Dalam pidatonya pekan lalu kepada audiens domestik di Lapangan Tiananmen Beijing, Xi mengatakan pasukan asing yang mencoba menggertak China maka "kepala mereka akan dibenturkan dengan darah ke Tembok Besar baja yang ditempa oleh lebih dari 1,4 miliar rakyat China".
Xi, yang juga Sekretaris Jenderal Partai Komunis China (PKC), pada hari Selasa berbicara di PKC dan KTT Partai Politik Dunia, salah satu dari banyak acara yang diadakan oleh Beijing untuk memperingati seratus tahun partai yang berkuasa.
Ketika pemerintahan Presiden AS Joe Biden telah mencari dukungan dari negara-negara demokrasi yang berpikiran sama termasuk Uni Eropa dan Jepang untuk mengoordinasikan sikap yang lebih keras terhadap China, Beijing telah menggandakan upaya mencari dukungan dan penegasan dari negara-negara sahabat seperti Korea Utara dan Serbia.
"Bersama-sama, kita harus menentang semua tindakan unilateralisme atas nama multilateralisme, hegemoni, dan politik kekuasaan," kata Xi dalam pertemuan virtual perwakilan 500 parpol dari 160 negara termasuk Rusia, Zimbabwe, Kuba, dan Burkina Faso.
"Melihat dari sudut 'My Country First', dunia ini sempit dan penuh sesak, dan seringkali penuh dengan persaingan sengit," kata Xi menyentil pada kebijakan "America First" mantan Presiden AS Donald Trump seperti dikutip Reuters, Rabu (7/7/2021).
Xi memperbarui seruan untuk bekerja "membangun komunitas dengan masa depan bersama bagi umat manusia" dan mengatakan negara mana pun yang terlibat dalam "blokade teknologi" dan "pemisahan pembangunan" harus ditolak.
Diplomat China sering mengkritik Amerika Serikat karena diduga berusaha menghambat pembangunan China dengan memutus aksesnya ke teknologi AS.
Dalam pidatonya pekan lalu kepada audiens domestik di Lapangan Tiananmen Beijing, Xi mengatakan pasukan asing yang mencoba menggertak China maka "kepala mereka akan dibenturkan dengan darah ke Tembok Besar baja yang ditempa oleh lebih dari 1,4 miliar rakyat China".
Xi, yang juga Sekretaris Jenderal Partai Komunis China (PKC), pada hari Selasa berbicara di PKC dan KTT Partai Politik Dunia, salah satu dari banyak acara yang diadakan oleh Beijing untuk memperingati seratus tahun partai yang berkuasa.
tulis komentar anda