Pemukim Yahudi Usir Keluarga Palestina, Bentrokan Pecah di Yerusalem

Selasa, 22 Juni 2021 - 15:00 WIB
Pasukan keamanan Israel mengambil posisi selama bentrokan dengan warga Palestina di depan Masjid Kubah Batu di kompleks Masjid Al Aqsa di Kota Tua Yerusalem pada 18 Juni 2021. Foto/AP
YERUSALEM - Warga Palestina dan pemukim Yahudi terlibat bentrok dengan kedua kubu saling melempar batu, kursi, dan kembang api semalaman di lingkungan kota Yerusalem yang diliputi ketegangan. Bentrokan pecah setelah sekelompok pemukim Yahudi berusaha mengusir beberapa keluarga Palestina.

Polisi Israel dan pejabat perbatasan mengatakan mereka menangkap empat tersangka di lingkungan Sheikh Jarrah. Tidak jelas siapa yang memulai tawuran.

"Seorang wanita dilaporkan terluka ketika punggungnya dihantam batu," kata polisi seperti dikutip dari AP, Selasa (22/6/2021).



Layanan darurat Bulan Sabit Merah mengatakan krunya merawat 20 warga Palestina, termasuk 16 menderita semprotan merica serta gas air mata dan lainnya terluka oleh peluru berlapis karet.

"Dua orang lainnya terluka, termasuk seorang pria tua yang dipukul di kepala," katanya.



Bulan Sabit Merah mengatakan pemukim melemparkan batu ke salah satu ambulansnya dan pasukan Israel menyemprotkan air ke ambulans kedua milik layanan tersebut.

Ledakan kekerasan adalah gesekan terbaru di Sheikh Jarrah, di mana kerusuhan selama berminggu-minggu menarik perhatian internasional menjelang perang 11 hari Israel-Hamas bulan lalu. Gencatan senjata mulai berlaku pada 21 Mei, tetapi kampanye jangka panjang oleh pemukim Yahudi untuk mengusir puluhan keluarga Palestina terus berlanjut.

Dan siklus ketegangan bertahan, dalam ujian awal yang mencolok bagi pemerintah koalisi baru Israel, yang baru berusia lebih dari seminggu.

Di pucuk pimpinan di bawah perjanjian rotasi adalah Perdana Menteri Naftali Bennett, kepala partai sayap kanan Yamina. Dalam dua tahun, dia akan digantikan oleh Yair Lapid, pemimpin sentris Yesh Atid. Dan yang memimpin oposisi adalah pemimpin Partai Likud Benjamin Netanyahu, yang digulingkan dari jabatan perdana menteri setelah memegang jabatan itu selama 12 tahun.

Intervensi oleh jaksa agung Israel pada puncak kerusuhan telah menunda penggusuran. Namun kelompok hak asasi mengatakan penggusuran masih bisa berlanjut dalam beberapa bulan mendatang karena perhatian internasional berkurang, dan berpotensi memicu pertumpahan darah lagi.



Para pemukim Yahudi telah melakukan kampanye selama beberapa dekade untuk mengusir keluarga Palestina dari lingkungan padat penduduk Palestina di wilayah yang disebut Holy Basin di luar tembok Kota Tua, di salah satu bagian paling sensitif di Yerusalem timur.

Israel merebut Yerusalem timur, rumah situs-situs suci bagi orang Yahudi, Kristen dan Muslim, dalam perang 1967 dan mencaploknya dalam sebuah langkah yang tidak diakui secara internasional. Israel memandang seluruh kota sebagai ibu kotanya, sementara Palestina menginginkan Yerusalem timur sebagai ibu kota negaranya di masa depan.

Para pemukim Palestina mengatakan rumah-rumah itu dibangun di atas tanah yang dimiliki oleh orang-orang Yahudi sebelum 1948 seputar perang penciptaan Israel. Hukum Israel mengizinkan orang Yahudi untuk merebut kembali properti tersebut, hak yang ditolak bagi warga Palestina yang kehilangan tanah dan rumah dalam konflik yang sama.
(ian)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More