Kapal Induk Terbaru Inggris Perangi ISIS, Rusia Terpancing Adu Kuat
Selasa, 22 Juni 2021 - 10:32 WIB
Dia mengatakan Mediterania timur telah menjadi lebih “padat dan diperebutkan” selama dekade terakhir mengingat kehadiran militer Rusia yang lebih besar di Suriah, yang mengakibatkan pertemuan reguler dengan kapal dan pesawat tempur Rusia.
“Kami melawan aktivitas Rusia, bukan dengan cara yang berbahaya atau agresif, tetapi Anda baru saja membuat orang lain di sini bermain di wilayah perairan dan udara yang tetap,” papar Moorhouse, menambahkan kapal perang Rusia telah datang dalam jarak 10 kilometer dari kapal induk.
Komodor itu bersikeras pilot Rusia, Inggris, dan AS memiliki "rasa hormat yang sehat satu sama lain" dan perilaku mereka "benar-benar profesional" sejak kapal induk itu memulai operasi anti-ISIS pada 18 Juni.
“Tetapi ada kenyataan ketika Anda membeli sendiri satu kapal induk generasi kelima dan Anda membawanya ke seluruh dunia, orang-orang tertarik padanya,” ujar dia.
Kapten James Blackmore, yang memimpin delapan jet F-35 Inggris dan 10 helikopter di atas kapal induk itu mengatakan pilot Inggris dan Rusia berada dalam “jarak visual” satu sama lain.
“Ini adalah sikap kucing dan tikus, itulah yang kami harapkan di wilayah dunia ini. Dan seperti yang dapat Anda bayangkan, ini adalah pertama kalinya F-35 memasuki Mediterania timur,” ujar Blackmore.
“Jadi, tentu saja Rusia ingin melihat seperti apa mereka, mereka ingin melihat seperti apa operator kami,” papar dia.
F-35 yang canggih, dipersenjatai dengan rudal udara-ke-udara dan bom berpemandu laser, sedang digunakan di Irak untuk mencari pesawat lain atau drone tak berawak, mendukung pasukan di darat serta untuk melakukan pengawasan dengan sensor canggih dan sistem radar.
“Ini adalah pesawat generasi kelima dengan radar dan sensor suite yang sangat mumpuni, dan itulah yang dibawanya. Jadi mata dan telinga yang ditawarkan di luar sana,” papar Moorhouse.
Kapal induk HMS Queen Elizabeth dan kapal-kapal pendukungnya, termasuk kapal perusak AS The Sullivans, akan tetap berada di Mediterania timur selama dua hingga tiga pekan sebelum bergerak melalui Terusan Suez untuk melanjutkan pengerahan selama 7 1/2 bulan ke India, Korea Selatan dan Jepang.
“Kami melawan aktivitas Rusia, bukan dengan cara yang berbahaya atau agresif, tetapi Anda baru saja membuat orang lain di sini bermain di wilayah perairan dan udara yang tetap,” papar Moorhouse, menambahkan kapal perang Rusia telah datang dalam jarak 10 kilometer dari kapal induk.
Komodor itu bersikeras pilot Rusia, Inggris, dan AS memiliki "rasa hormat yang sehat satu sama lain" dan perilaku mereka "benar-benar profesional" sejak kapal induk itu memulai operasi anti-ISIS pada 18 Juni.
“Tetapi ada kenyataan ketika Anda membeli sendiri satu kapal induk generasi kelima dan Anda membawanya ke seluruh dunia, orang-orang tertarik padanya,” ujar dia.
Kapten James Blackmore, yang memimpin delapan jet F-35 Inggris dan 10 helikopter di atas kapal induk itu mengatakan pilot Inggris dan Rusia berada dalam “jarak visual” satu sama lain.
“Ini adalah sikap kucing dan tikus, itulah yang kami harapkan di wilayah dunia ini. Dan seperti yang dapat Anda bayangkan, ini adalah pertama kalinya F-35 memasuki Mediterania timur,” ujar Blackmore.
“Jadi, tentu saja Rusia ingin melihat seperti apa mereka, mereka ingin melihat seperti apa operator kami,” papar dia.
F-35 yang canggih, dipersenjatai dengan rudal udara-ke-udara dan bom berpemandu laser, sedang digunakan di Irak untuk mencari pesawat lain atau drone tak berawak, mendukung pasukan di darat serta untuk melakukan pengawasan dengan sensor canggih dan sistem radar.
“Ini adalah pesawat generasi kelima dengan radar dan sensor suite yang sangat mumpuni, dan itulah yang dibawanya. Jadi mata dan telinga yang ditawarkan di luar sana,” papar Moorhouse.
Kapal induk HMS Queen Elizabeth dan kapal-kapal pendukungnya, termasuk kapal perusak AS The Sullivans, akan tetap berada di Mediterania timur selama dua hingga tiga pekan sebelum bergerak melalui Terusan Suez untuk melanjutkan pengerahan selama 7 1/2 bulan ke India, Korea Selatan dan Jepang.
Lihat Juga :
tulis komentar anda