Gelombang Panas 'Apokaliptik' Menghanguskan Barat Daya AS

Sabtu, 19 Juni 2021 - 10:05 WIB
Orang-orang pergi ke pantai di Oceanside, California, AS, saat gelombang panas ekstrem berlanjut, 17 Juni 2021. Foto/REUTERS/Mike Blake
LOS ANGELES - Gelombang panas ekstrem telah menghanguskan wilayah di Barat Daya Amerika Serikat (AS). Kondisi, yang oleh masyarakat disebut sebagai gelombang panas "apokaliptik", ini mengancam krisis listrik karena penduduk ramai-ramai menghidupkan air conditioning (AC).

Operator jaringan listrik California, yang sejauh ini masih mampu menyalakan lampu, mengeluarkan peringatan fleksibel terbaru mereka kemarin, meminta pemilik rumah di seluruh negara bagian untuk menghemat listrik di sore dan malam hari ketika permintaan melonjak.



Panas, yang datang di tengah tahun-tahun kekeringan di Barat Daya, telah membebani jaringan listrik di California dan Texas dan memicu penyebaran kebakaran hutan.

“Rasanya agak apokaliptik dengan rekor panas tinggi, asap dari kebakaran hutan yang membelah gurun Sonora dan berita tentang kekeringan,” kata Emily Kirkland, penyelenggara komunikasi untuk kelompok nirlaba Phoenix, yang menggambarkan gelombang panas menghanguskan wilayah Barat Daya.



“Hanya 10 menit berjalan kaki dari rumah saya ke kereta ringan membuat saya mual," ujarnya, seperti dikutip Reuters, Sabtu (19/6/2021).

Layanan Cuaca Nasional telah mengeluarkan peringatan panas berlebihan untuk lima negara bagian—California, Nevada, Utah, Arizona, dan sebagian Colorado—memperingatkan bahwa suhu yang melonjak di atas 100 derajat Fahrenheit (38 derajat Celcius) bisa berbahaya.

“Kondisi yang sangat panas akan berlanjut untuk area interior hingga Sabtu, diikuti oleh pendinginan bertahap hingga minggu depan. Sampai saat itu, gunakan perhatian karena panas bisa mematikan! Yang terpenting, tetap terhidrasi dan jangan pernah meninggalkan anak-anak atau hewan peliharaan di dalam mobil yang panas!” kata stasiun Layanan Cuaca Nasional untuk Los Angeles di Twitter.

Rekor Panas
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More