AS Jadi Biang Kerok Ketegangan Hubungan Bangladesh-China
Senin, 14 Juni 2021 - 01:00 WIB
DHAKA - Perselisihan telah muncul antara China dan Bangladesh , yang dipicu oleh proposal Amerika Serikat (AS) kepada Dhaka untuk bergabung dengan kelompok keamanan mereka. Duta Besar China di Dhaka, Li Jiming memperingatkan "kerusakan substansial" pada hubungan bilateral jika Bangladesh bergabung.
Beijing melihat dialog keamanan segiempat (Quad), yang mencakup AS, Jepang, Australia dan India, sebagai aliansi melawan China dan ancaman bagi dirinya sendiri.
Menteri Luar Negeri Bangladesh, AK Abdul Momen mengkritik peringatan Li. Dia mengatakan bahwa sebagai negara berdaulat, Bangladesh bebas membuat keputusan apapun.
"China berbicara tentang masalah ini sebelumnya atas aliansi keamanan empat negara yang dipimpin AS. Belum ada keputusan yang dibuat tentang Quad dan Bangladesh akan memutuskannya sebagai negara yang merdeka dan berdaulat," ucapnya.
Imtiaz Ahmed, seorang analis kebijakan luar negeri di Universitas Dhaka mengatakan bahwa kekhawatiran China sedikit berlebihan. Dia menyebut, Bangladesh secara historis tidak pernah bergabung dengan aliansi keamanan dan tidak pernah mau bergabung, kecuali untuk mengejar hubungan ekonomi.
Mengatakan bahwa pernyataan Li datang sebagai tanggapan atas pertanyaan reporter dan tidak direncanakan, dia menuturkan bahwa Bangladesh belum membawa masalah Quad ke meja diskusi mana pun.
“Bangladesh tidak pernah bergabung dengan kelompok keamanan yang dibentuk untuk melawan negara manapun, termasuk melawan Irak atau Afghanistan di masa lalu. Jadi saya pikir itu tidak akan menjadi masalah, "katanya.
Beijing melihat dialog keamanan segiempat (Quad), yang mencakup AS, Jepang, Australia dan India, sebagai aliansi melawan China dan ancaman bagi dirinya sendiri.
Menteri Luar Negeri Bangladesh, AK Abdul Momen mengkritik peringatan Li. Dia mengatakan bahwa sebagai negara berdaulat, Bangladesh bebas membuat keputusan apapun.
"China berbicara tentang masalah ini sebelumnya atas aliansi keamanan empat negara yang dipimpin AS. Belum ada keputusan yang dibuat tentang Quad dan Bangladesh akan memutuskannya sebagai negara yang merdeka dan berdaulat," ucapnya.
Imtiaz Ahmed, seorang analis kebijakan luar negeri di Universitas Dhaka mengatakan bahwa kekhawatiran China sedikit berlebihan. Dia menyebut, Bangladesh secara historis tidak pernah bergabung dengan aliansi keamanan dan tidak pernah mau bergabung, kecuali untuk mengejar hubungan ekonomi.
Mengatakan bahwa pernyataan Li datang sebagai tanggapan atas pertanyaan reporter dan tidak direncanakan, dia menuturkan bahwa Bangladesh belum membawa masalah Quad ke meja diskusi mana pun.
“Bangladesh tidak pernah bergabung dengan kelompok keamanan yang dibentuk untuk melawan negara manapun, termasuk melawan Irak atau Afghanistan di masa lalu. Jadi saya pikir itu tidak akan menjadi masalah, "katanya.
tulis komentar anda